Pendahuluan
Proses penegakan hukum terdiri dari wawancara investigatif. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat dari saksi atau korban yang terlibat dalam tindakan kriminal. Memori manusia, bagaimanapun, seringkali tidak sempurna dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Teknik wawancara kognitif diciptakan oleh Fishe dan Geiselman pada tahun 1992 untuk mengatasi keterbatasan ini. Teknik ini dimaksudkan untuk meningkatkan memori dan akurasi data dari wawancara.
Dalam teknik wawancara kognitif, metode 5W dan 1H terdiri dari lima pertanyaan utama: What (Apa), Who (Siapa), Where (Di mana), When (Kapan), Why (Mengapa), dan How (Bagaimana). Teknik ini akan dijelaskan secara rinci dalam artikel ini, dengan penekanan khusus pada setiap komponen dari pendekatan 5W dan 1H.
Pendekatan 5W dan 1H dalam Wawancara Investigatif
1. What (Apa)
Pertanyaan "Apa" dimaksudkan untuk menemukan peristiwa utama atau fakta penting yang terkait dengan masalah yang sedang diselidiki. Pewawancara kognitif harus mendorong saksi untuk memberikan informasi sedetail mungkin tentang peristiwa yang terjadi selama wawancara.
Contoh pertanyaan :
- Apa yang Anda lihat saat kejadian berlangsung?
- Apa yang Anda dengar saat itu?
- Apa yang Anda lakukan pada saat kejadian?
2. Who (Siapa)
Pertanyaan "Siapa" digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang yang terlibat dalam peristiwa, termasuk pelaku, korban, dan saksi lain. Mendapatkan informasi tentang siapa yang terlibat sangat penting untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas tentang peristiwa tersebut.
Contoh pertanyaan :
- Siapa saja yang Anda lihat di lokasi kejadian?
- Siapa yang berbicara kepada Anda sebelum dan sesudah kejadian?
- Siapa yang Anda kenal dari orang-orang yang terlibat dalam peristiwa ini?