Lihat ke Halaman Asli

Wawasan yang Terkandung dalam Pupuh

Diperbarui: 18 Juli 2023   15:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Milki SM

Pupuh adalah salah satu bentuk puisi tradisional yang berasal dari Indonesia, khususnya dari daerah Jawa Barat dan termasuk bagian dari sastra sunda, menurut "Indonesian Journal of Primary Education" pupuh terikat oleh aturan (patokan) berupa guru wilangan (suku kata pada setiap barisnya), guru lagu (suara vokal akhir pada setiap barisnya), jumlah baris atau padalisan dan watek. Pupuh biasanya dibawakan dalam bentuk nyanyian atau melodi yang khas, biasanya pupuh dinyanyikan dengan iringan gamelan atau alat musik tradisional, dan sering digunakan sebagai bagian dari pertunjukan seni tradisional seperti wayang atau tari.

Setiap bait terdiri dari beberapa baris atau kalimat yang memiliki jumlah suku kata yang tetap, Pola dan jumlah suku kata ini menentukan irama dan ritme dalam pupuh, hal ini sering kali mengandung pesan moral, nilai budaya, atau mitos yang terkait dengan tradisi dan kepercayaan masyarakat setempat. bagian penting dari warisan budaya Indonesia dengan mempelajari pupuh kita ikut berperan dalam menjaga dan melestarikan kekayaan seni dan budaya.

Dengan mempelajari Pupuh kita dapat memahami pesan moral, nilai-nilai dan norma budaya, atau mitos yang terkait dengan tradisi dan kepercayaan masyarakat setempat. Adanya ekspresi seni dan kesenian yang khas dalam Pupuh dari budaya Indonesia, baik sebagai pendengar, penyanyi, maupun penampil dalam pertunjukan seni. Mempelajari pupuh juga dapat membantu mengembangkan apresiasi terhadap seni dan budaya tradisional, kita akan mengenal lebih dalam tentang keunikan, keindahan, dan kedalaman pesan yang terkandung dalam pupuh, hal ini dapat memperkaya wawasan dan meningkatkan penghargaan terhadap keanekaragaman budaya Indonesia.

Oleh karena itu mempelajari pupuh membantu mengembangkan keterampilan sastra, khususnya dalam hal penulisan puisi, kita akan belajar tentang pola irama, penggunaan suku kata, dan struktur puisi yang khas dalam pupuh, hal ini dapat meningkatkan kreativitas dan pemahaman tentang keindahan bahasa, mempelajari pupuh bukan hanya tentang memahami puisi tradisional, tetapi juga merupakan cara untuk terhubung dengan warisan budaya dan menyelami kekayaan seni tradisional Indonesia. Pupuh juga tidak hanya satu tetapi banyak jenisnya, itu tergantung pola irama atau meteranya dan beberapa sistem klasifikasi yang berbeda pada daerah atau budaya yang menghasilkan pupuh tersebut.

Beberapa jenis pupuh yang umum yaitu ada Pupuh Asmarandana, jenis pupuh ini memiliki irama yang lemah gemulai, biasanya digunakan untuk mengungkapkan perasaan cinta atau roman. Lalu Pupuh Ginada Pupuh ini memiliki irama yang dinamis dan kuat, biasanya digunakan untuk menyampaikan kritik sosial atau nilai-nilai moral. Terus ada Pupuh Maskumambang, Jenis pupuh ini memiliki irama yang halus dan lembut, biasanya sering digunakan dalam konteks religius atau spiritual. Lalu ada Pupuh Durma, Pupuh ini memiliki irama yang lincah dan enerjik, biasanya digunakan dalam pertunjukan tari atau drama. Lalu ada Pupuh Pangkur, Pupuh ini memiliki irama yang tenang dan melankolis, sering digunakan dalam pertunjukan wayang atau sebagai pengiring tari. Terus adaPupuh Sinom, Pupuh ini memiliki irama yang ceria dan lincah, biasanya sering digunakan dalam pertunjukan tari atau musik tradisional. Lalu ada Pupuh Kinanti, Irama pupuh ini lebih kompleks dan sering menggambarkan keindahan alam, perasaan cinta, atau kisah-kisah mitologis. Pupuh Gambuh, Pupuh ini memiliki irama yang khas dan sering berisi narasi atau dialog dalam cerita. Lalu yang terakhir ada Pupuh Dangdanggula, Pupuh Dangdanggula biasanya memiliki irama yang riang dan dinamis, sering digunakan dalam pertunjukan tari atau musik tradisional Sunda. 

Itulah beberapa jenis pupuh yang mungkin kita ketahui, sebenarnya masih banyak lagi pupuh yang belum disebutkan akan tetapi dengan banyaknya pupuh di indonesia itu mencerminkan kekayaan warisan budaya kita  dalam mengekspresikan nlai nilai, moral,spritual, nasehat baik, sejarah, prasaan dan narasi yang disampaikan untuk mencapai suatu kemaslahatan.

Penulis : Milki Sihabul Milah

Status   : Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Kuningan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline