Kedekatan Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri dewasa ini menjadi magnet dan buah bibir perbincangan politik. Kedekatan kembali keduanya seolah adalah nostalgia hubungan lama yang sempat merenggang karena perbedaan visi politik. Tidak ada kawan dan musuh yang abadi dalam politik, begitu kata orang-orang. Dan memang benar pernyataan itu, setelah 10 tahun dipisahkan karena perbedaan pilihan Politik kini Prabowo dan Megawati kembali dekat, dan mungkin akan saling seiring sejalan dalam Pemerintahan Joko Widodo -- Maruf Amin ke depan.
Diplomasi nasi nasi goreng dan koalisi Teuku Umar begitu banyak media massa merangkum kedekatan kembali Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri. Berbekal kedekatan itu, Prabowo Subianto dan Partai Gerindra pun digadang-gadang akan merapat pada barisan koalisi Pemerintah. Modal sambutan hangat dari Megawati yang notabene adalah pemimpin Partai yang mengkomandoi Koalisi Jokowi-Maruf tentu Prabowo bersama Gerindra akan mendapat gelaran karpet merah untuk masuk ke dalam koalisi Jokowi.
Banyak pihak memang menafsirkan kedekatan Prabowo Subianto dengan Megawati adalah sinyal bagi merapatnya Prabowo Subianto dalam kapal pemerintah. Bahkan dalam Kongres V Partai PDIP Prabowo Subianto mendapatkan sebuah undangan khusus. Kedatangan Prabowo bahkan begitu dinanti saat musyawarah kongres Partai berlambang banteng tersebut.
Namun kedatangan Prabowo bukan tanpa hambatan dalam Kongres tersebut, Prabowo Subianto mendapat "pukulan" dan sentilan bertubi-tubi dalam kongres tersebut, tentu sebuah pukulan dalam sebuah nuasa keakraban. Tapi dalam pukulan bertubi yang diberikan kepada Prabowo jelas ada makna yang secara mendalam disampaikan kepada Prabowo dan Partai Gerindra.
Pukulan pertama yang menyambut Prabowo Subianto dalam cerita Panitia Kongres V PDIP I Wayan Koster mengenai kelakar Megawati yang secara khusus mengundang Prabowo Subianto. "Peserta wajib menyapa dengan ramah. Nanti begitu Pak Prabowo hadir jangan teriak "huuuuuu..". Tepuk tangan saja, hormati tamu," kata Ketua Panitia Kongres V PDIP, Wayan Koster menceritakan soal arahan Megawati".
Kedatangan Prabowo Subianto pada Kongres PDIP mendapatkan kursi special, bahkan lebih spesial dibanding Ketua Umum Partai Politik yang tergabung dalam koalisi, seperti Golkar dan Nasdem. Namun kursi spesial yang diberikan kepada Prabowo Subianto tidak menjadikannya bebas dari sentilan dan pukulan-pukulan ringan selama Kongres berlangsung. Mengawati menyinggung kemenangan telak Jokowi-Ma'ruf di Jawa Tengah. Bahkan, di hadapan Prabowo Subianto. Megawati merasa aneh dengan rencana Prabowo-Sandiaga mendirikan posko di Jawa Tengah. Daerah itu diketahui merupakan kandang banteng.
"Bikin posko, saya mikir, gue datangin juga nih si Bowo, sorry, iya dong jengkel dong, orang udah tahu itu tempatnya banteng kok. Aduh capek juga loh pak, situ sih bikin-bikin capek saya," kata Megawati dalam pidato pembukaan Kongres V PDIP di Bali, Kamis (8/8/2019). Kalimat itu layaknya sebuah pukulan sebagai bentuk rivalitas politik antara PDIP dan Gerindra, peserta Kongres pun tergelak tawanya ketika Megawati menyampaikan sindirian itu kepada Prabowo Subianto.
Tak hanya Megawati Soekarnoputri, Presiden terpilih Joko Widodo juga memberikan sebuah "pukulan" ringan dalam menyapa Prabowo Subianto dalam Kongres PDIP. Presiden Jokowi pun berpidato di Kongres V PDIP di Bali. Saat menghadiri kongres itu, Jokowi menggunakan baju adat Bali berwarna merah lengkap dengan keris. Jokowi pun menyadari banyak yang bertanya-tanya mengapa menggunakan pakaian adat Bali padahal, seluruh undangan tak ada yang menggunakan baju adat. Dengan nada berkelakar Jokowi pun mengatakan. "Kembali ke pertanyaan kenapa pakai baju adat Bali? Karena kemarin Provinsi Bali 91,6 persen. Mohon maaf Pak Prabowo, saya menyampaikan apa adanya," ucap Jokowi yang kembali mengundang tawa peserta kongres.
Dalam Kongres PDIP di Bali habis seolah Prabowo menjadi samsak dari rivalitas politik yang selama ini terbangun antara Gerndra dan PDIP. Namun itu semua tidak mengurangi kehangatan suasana kongres yang terlihat begitu ceria dan terlepas dari ketegangan politik yang berarti. Saat kepulangan Prabowo Subianto setelah Kongres pun Prabowo Subianto mengamini bahwa dirinya banyak mendapat "pukulan" berbentuk sindiran politik. Seusai mendengarkan pidato dari Ketua Umum PDIP Megawati Seokarnoputri dan Presiden Joko Widodo, dia pun langsung meninggalkan tempat acara di Grand Inna Bali Beach Hotel, Sanur.
Prabowo kemudian menaiki mobil berwarna putih. Namun tak lama setelah naik mobil, Prabowo melihat Megawati bersama kedua anaknya, Prananda Prabowo dan Puan Maharani yang baru tiba di lobi hotel. Prabowo pun turun dan berpamitan."Bu saya duluan ya. Terima kasih," kata Prabowo kepada Megawati di lokasi, Kamis (8/8). "Saya sudah kena banyak pukul," ungkap Prabowo Subianto menanggapi kelakar dan pukulan yang banyak ia terima dalam Kongres PDIP. Ucapan tersebut pun mengundang tawa Mengawati bersama kedua anaknya, Puan Maharani dan Prananda Prabowo.
Pukulan yang banyak dan bertubi dilemparkan kepada Prabowo jelas adalah sebuah pesan, yang artinya boleh jadi akankan Prabowo Subianto nanti saat bergabung ke dalam koalisi pemerintah akan cukup resistent menerima kritik dan sindiran yang tajam saat pemerintah berjalan. Atau juga bisa berarti PDIP dan Gerindra terus menunjukkan rivalitasnya, yang berarti Prabowo dan Gerindra akan tetap jadi oposisi pemerintah. Tafsir mana yang benar belum dapat diungkapkan, biar waktu yang akan menjawabnya.