Lihat ke Halaman Asli

Milisi Nasional

Buruh Tulis

Prabowo Sorot Sengketa Pilpres dari Jerman

Diperbarui: 24 Juni 2019   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: IDNTimes.com

Medical check up yang rutin dilakukan oleh Prabowo Subianto mengharuskan dirinya harus melakukan lawatan ke Jerman di tengah Sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU). 

Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyebut calon presiden Prabowo Subianto saat ini sedang tidak ada di Indonesia. 

Hal tersebut dibenarkan oleh Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, Andre mengatakan perjalanan tersebut untuk keperluan pengobatan dan urusan bisnis.

 "Ya, untuk berobat dan bisnis," ujar Andre Rosiade. Prabowo dikatakan juga melakukan perjalanan menggunakan pesawat komersil, tidak menggunakan pesawat pribadi seperti yang selama ini sering diberitakan. "Naik pesawat komersial," kata Andre Rosiade.

Prabowo Subianto dikabarkan akan kembali sebelum keputusan hasil Sidang PHPU di Mahkamah Konstitusi diputuskan. "Kira-kira beberapa hari. Sebelum tanggal 28 sudah pulang," ujar Andre. 

Prabowo Subianto - Sandiaga Uno saat ini sedang mengajukan gugatan terhadap hasil Pilpres 2019  yang dianggap telah melakukan kecurangan secara Terstruktur, Sistematis dan Massif. 

Hari ini agenda sidang Mahkamah Konstitus mendengarkan saksi dan ahli dari termohon (Jokowi-Maruf) yang mencoba menyanggah gugatan yang diajukan oleh pihak Prabowo-Sandi. 

Dua orang saksi yang dihadirkan bernama Chandra Irawan dan Anas Nashikin. Adapun dua orang ahli yang dihadirkan adalah Edward Omar Sharif Hiariej dan Heru Widodo. Empat orang tersebut akan menjelaskan soal tuduhan kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif.

Saksi yang dihadirkan juga berupaya untuk membantah mengenai pernyataan tentang "kecurangan adalah bagian dari demokrasi". Anas Nashikin koordinator bidang pelatihan di Direktorat Saksi TKN Jokowi-Ma'ruf. 

Anas mengatakan bahwa tulisan soal "kecurangan adalah bagian dari pemilu" memang dibuat untuk mengagetkan para peserta. Tapi dalam memahami kalimat itu haruslah dilihat secara utuh konteksnya. 

"Jadi begini Yang Mulia, materi ini mesti dipahami secara utuh. Kalau Yang Mulia lihat di dalam slide itu dan lihat di slide-slide berikutnya, maka memang itu sengaja ditulis begitu untuk mengagetkan biar ada perhatian," kata Anas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline