Revitalisasi ribuan pasar rakyat oleh pemerintah saat ini menjadi salah satu program yang dianggap berhasil dan selalu dibanggakan oleh Joko Widodo alias Jokowi selama kampanye di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Bahkan, Pengamat Politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing mengatakan, kinerja Calon Presiden Nomor urut 01 Jokowi merevitalisasi ribuan pasar bisa mendongkrak elektabilitasnya di Pilpres 2019. Menurutnya, secara teroritis, kinerja yang ditunjukan oleh Jokowi akan berpengaruh pada perilaku pemilih (votting behavior). Sebab, pasar bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Akan tetapi, asosiasi pedagang pasar menilai upaya pemerintah merevitalisasi 4.211 pasar rakyat sepanjang 2015---2018 belum berdampak signifikan terhadap daya saing dan kualitas pasar rakyat. Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan, selama ini pemerintah cenderung memfokuskan diri kepada pembangunan fisik.
Di sisi lain, menurutnya, dari sisi nonfisik justru diabaikan. Pengelolaan pasar yang sudah direvitalisasi ini masih pakai cara lama. Faktor keamanan, kebersihan dan kenyamanan tidak diatur dengan maksimal.
Akibatnya, revitalisasi pasar tersebut menurutnya tidak menambah baik minat pedagang maupun pembeli untuk berniaga di pasar baru tersebut. Fakta di lapangan tersebut muncul karena pemerintah lebih konsentrasi pada mengejar target jumlah pasar yang direvitalisasi secara fisiknya saja.
Pendapat Abdullah pun diamini oleh Kementerian Koperasi dan UKM dengan meminta seluruh koperasi pengelola pasar tradisional yang telah menjalai revitalisasi untuk meningkatkan kualitas kinerja baru-baru ini. Pasalnya, hingga saat ini jenis usaha yang dijalankan koperasi cenderung monoton alias masih menggunakan cara lama. Staf Ahli Menkop UKM, Herustiati mencatat, dari 789 pasar tradisional yang telah direvitalisasi oleh Kemenkop UKM, kinerja sebagian besar koperasi pengelola pasar belum optimal.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Muhammad Maulana menambahkan, dia juga masih melihat banyak masalah yang dialami oleh para pedagang di pasar rakyat yang telah direvitalisasi. Dalam hal retribusi, para pedagang hampir tidak pernah diajak diskusi dan sosialisasi mengenai besaran retribusi pasca revitalisasi. Alhasil tidak sedikit para pedagang yang menilai pasar yang telah direvitalisasi justru menimbulkan beban baru bagi mereka.
Di sisi lain, pemerintah menurutnya juga belum menjamah persoalan-persoalan nonfisik yang lebih krusial di pasar rakyat. Salah satunya, lanjutnya, terkait dengan panjangnya rantai distribusi barang dari produsen menuju pedagang pasar. Meskipun pasarnya telah diperbaharui, para pedagang pasarmasih dianggap kurang bankable oleh bank-bank umum. Ekosistem koperasi juga gagal berkembang dengan baik di kalangan pelaku pasar rakyat sehingga banyak terjerat oleh rentenir.
Meskipun sama-sama memiliki program revitalisasi pasar dalam agenda kebijakannya, calon Wakil Presiden Sandiaga Salahuddin Uno menegaskan dalam program revitalisasi pasar tradisional, Prabowo-Sandi akan melibatkan para pedagang pasar dengan prinsip partisipatif dan kolaboratif.
Terkait dengan permodalan, Mantan Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) ini mengatakan akan mengajak tim Gerakan Ekonomi Rakyat (Gerak) OK OCE mendatangi pasar, yang akan memberikan pendampingan, permodalan hingga pelatihan agar pedagang pasar bisa naik kelas.
Program revitalisasi pasar memang enak untuk didengar dan indah dipandang. Namun euforianya hanyalah sesaat, karena pada akhirnya beban dari revitalisasi justru ditanggung oleh pedagang yang seharusnya mendapatkan dukungan.