Bibir yang terkatup, mata yang menunduk, sesekali memandang jauh ke angkasa.
Hati ku terbawa imaji menari-nari di sana, membayangkan dan menertawakan.
Bayangan semu itu melarutkan ku di kedalaman harapan.
Mengkhianati waktu yang senantiasa berjalan.
Tersandung dalam bayangan semu adalah kehampaan yang nyata ku rasakan.