Lihat ke Halaman Asli

Sahabat Beda Agama

Diperbarui: 11 Juni 2024   14:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku memiliki teman cowok yang berasal dari Cina yang beragama Konghucu, dia sering di sapa Lio Chin. Nama panjangnya gak aku sebut karena kepanjangan kita juga gak paham, dia merupakan teman sekaligus sahabat ketika aku masih bersekolah SMA.
Kebetulan aku yang dari pesantren gak merasa dia mengganggu waktu ibadahku, karena yang dia tahu aku hanya sholat.
" Kamu mau ke mana Nanda?"
' aku mau sholat dulu ya nanti kita ngobrol lagi '
'aku tidak bisa meninggalkan pendidikan sekolahku di pesantren karena itu peraturan.'
"Baiklah kamu hati-hati di pesantrenmu itu."
"Pulang kamu dari pesantren kita pergi jalan-jalan di pinggir pantai batu putih."
Aku merasa bosan ketika Lio gak ada padahal teman pesantrenku juga rame, emang bisa ya rasanya teman biasa dengan sahabat yang selalu bersama kita, apalagi keluarga dia udah menganggapku sebagai saudaranya sendiri. Ketika lebaran Cina  mereka selalu mengajakku ke rumahnya.
'aku orang muslim nanti takutnya kamu terganggu apalagi keluargamu sedang melaksanakan hari lebaran'
"Emangnya orang muslim tidak boleh bersilaturahim di rumah non muslim?"
"Kan tidak salahnya kita bersilaturahim"
"Lagiankan di rumahku tidak ada makanan babi."
"Kamu tidak perlu ragu denganku, kita udah kenal lama"
' okelah aku ikut denganmu. '
"Nanti lain waktu ketika keluargamu lebaran jangan lupa ajak aku juga biar kita sama-sama asik".
' itu emang udah pasti' .
Menjelang lulus SMA kami duduk bareng untuk terakhir kalinya karena masing-masing ingin melanjutkan pendidikan perguruan tinggi.
"Nanda mungkin ini yang terakhir kalinya kita kumpul, mungkin besok atau lusa aku harus kembali ke Cina karena kita juga sama-sama melanjutkan universitas masing-masing. "

Semenjak aku dengar perkataannya aku merasakan kehilangan sahabat sekaligus udah aku anggap sebagai saudara, walaupun kami beda keyakinan. Gimana ya, sahabat yang udah lama banget kita kenal harus pisah karena kita sama-sama melanjutkan pendidikan masing-masing. Gak seru kalau begini apa-apa kalau mau nongkrong harus sendiri kecuali kita cari sahabat baru dan harus kita kenal dia lebih dalam lagi.

Terasa seperti belum puas dan ihklas dia pindah, karena kita ke mana-mana selalu berdua, dan selain itu kami seperti abang dan adik selalu bersama. Berteman sama orang non muslim apalagi Cina itu seru loh, tapi yang paling serunya sering banget di traktir, tapi aku juga pernah traktir dia lebih sering dia sih. Berteman sama orang Cina gak perlu takut kita di apa-apain selagi dia masih percaya sama Tuhan-Nya kita kita baik-baik saja. Meraka bukan muslim tapi mereka paham tentang tokeransi. Inilah kisahku gak terlalu panjang kalau aku ceritakan lagi masih panjang kisah persahabatan kami berdua. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline