Ramainya perbincangan hashtag meneruskan kebaikan yang menjadi jargon kampanye Eri armuji di media sosial menimbulkan praduga bervariasi diantara kalangan netizen.
Beberapa pro dengan menyerukan bahwa Eri-lah kandidat tercocok untuk meneruskan perjuangan Risma menjadi walikota Surabaya, beberapa lainnya merasa hashtag tersebut kurang cocok melekat pada sosok Eri.
Mari telisik lebih dalam tentang kontradiktif netizen. Pertama, beberapa tokoh dalam partainya bahkan tidak mufakat untuk pencalonannya sebagai L1 (walikota Surabaya), Eri juga dirasa belum punya program kerja yang jelas. Inilah titik tolak ia tidak bisa disejajarkan dengan personaliti Risma.
Kalau memang #meneruskankebaikan getol dikaitkan dengan kinerja Risma selama menjabat walikota? akankah ini bisa diteruskan oleh pasangan Eri Armuji?
Mari kita telisik lebih dalam sosok Risma. Ia sebagai pemimpin Surabaya dua periode, ia juga sangat diagung-agungkan warganya karena berhasil membuat wajah Surabaya lebih indah.
Risma juga berhasil membangun pusat Surabaya sebagai kota metropolitan bersih yang meraih delapan kali piala adipura kencana berturut-turut yaitu tahun 2011 hingga 2018 untuk kategori kota metropolitan serta adipura paripurna pada tahun 2016, penghargaan se-Asia Pasifik pada tahun 2012 dalam mengelola lingkungan, pada Oktober 2013 juga meraih penghargaan Future Government Awards 2013 tingkat Asia-Pasifik, dan beberapa penghargaan lainnya.
Risma juga dinobatkan sebagai wali kota terbaik ketiga di dunia versi World City Mayors Foundation atas keberhasilannya mengubah wajah Kota Surabaya dari yang kumuh menjadi kota yang lebih hijau dan tertata rapi.
Lalu bagaimana dengan Eri? Sebagai mantan (Bappeko Badan Perencanaan Pembangunan Kota) tentu ia seharusnya punya beberapa kinerja yang telah dilakukan.
Segala unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan adalah tugas nya, meliputi juga pelaksanaan tugas dan koordinasi penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah. Sebagai Bappeko ia juga bertugas menyusun tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, sepenuhnya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial.
Jelas bahwa keseluruhan perencanaan pembangunan kota bertumpu padanya. Lalu bagaimana dengan kasusnya yang baru-baru ini mencuat kembali, mengenai jalan daerah Gubeng yang ambruk? Tidakkah ia yang memberikan ijin pembangunan gedung diseberang jalan tersebut?
Masih pantaskah Eri untuk #meneruskankebaikan Risma? Dalam debat pertama Eri tidak sedikitpun mengunggulkan program kerja yang ia gagas, yang melulu ia ungkapkan hanyalah pencapaian Risma atas Surabaya, satupun ia tidak menyinggung program unggulan miliknya.