Didaun yang mulai mengatup
Disitulah air itu mengalir lembut
Ia air hujan sisa semalam
Mereka jatuh bersama air mataku
Mata sembab dan pipi lembab
Itulah yang ia tinggalkan
Aku tertenggun
Semua ini adalah ulahku
Aku sangat bodoh
Mudah tertipu olehmu
Awalnya kukira kau juga sama rasa
Ternyata kau hanya berpura
Setidaknya jangan pernah menatap
Bila tak ada niat untuk menetap
Segenap rasaku pun mulai luluh lantah
Begitu saja, akibat rayumu
Asal kau tahu
Aku bukanlah kelinci percobaan
Sudahlah kupersilahkan kau pergi
Aku baru tau bahwa semuanya
Hanya menjadi boomerang bagiku
Sangat pedih dan pedih sekali
Bahkan aku pun tak sanggup meredam
Muara Jawa: 23 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H