Lihat ke Halaman Asli

Kreativitas Mahasiswa KKN UIN Walisongo dalam Menyuarakan Kesetaraan Gender

Diperbarui: 9 November 2021   19:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

"Perempuan dan Teriakannya" Jum'at (05/11) konten kreatif sudah resmi tayang on YouTube di Channel Official KKN REG DR 77 Kel.85. Konten kreatif yang diusung oleh kelompok KKN RDR-77 Kelompok 85 bertemakan kesetaraan gender. 

Pengusungan tema kesetaraan gender digunakan karena saat ini Indonesia berada pada urutan ke-85 dari 149 kesenjangan gender pada tahun 2020. Hal ini menunjukkan jika di Indonesia sendiri kesetaraan gender masih kurang. Tujuan dibuatnya konten kreatif ini sebagai salah satu cara untuk mengetahui kesetaraan gender dari beberapa persepsi yang berbeda.

Proses pembuatan video kampanye ini melibatkan beberapa anggota KKN RDR-77 Kelompok 85 sebagai narasumber, diantaranya Ulfa Nasihatul Khoiriyah, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam; Nudia Rizka Aktsari, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam; Hilda Nurul Aini, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam; serta Mila Zahra Lailatul Qodariyah, Jurusan Pendidikan Biologi. Background pendidikan yang ditempuh menjadikan perspektif jawaban yang diberikan begitu sangat beragam.

"Jadi akan ada pertanyaan-pertanyaan seputar kesetaraan gender yang akan dijawab spontan dan cepat oleh narasumber dengan perspektif yang berbeda, sangat menarik bukan. Dengan demikian kita bisa tau bagaimana perspektif gender dari kacamata orang lain", Kata Mila, saat ditemui di kediamannya.

"Kata siapa laki-laki tidak boleh menangis, laki-laki boleh kok menangis" Jawaban Hilda dengan spontan dan tegas ketika dilontarkan pertanyaan "Mengapa laki-laki tidak boleh menangis?". Sangat sama pendapatnya dengan Mila yang menjawab dengan lugas bahwa "Laki-laki dan perempuan itu boleh menangis karna rasa menangis, sedih, kecewa itu merupakan respon dari sesuatu. Jadi wajar saja jika laki-laki atau perempuan itu bisa merespon sesuatu dengan cara dia yaitu menangis".

Meskipun jawaban satu dengan lainnya berbeda, tetap saja wanita dan pria itu setara. Melalui kampanye ini, kami harap akan lebih banyak orang peduli akan samanya perempuan dan laki-laki. Tidak adanya pertimpangan gender dan perempuan juga bisa sukses dalam berkarir, memiliki penghasilan sendiri, dan mandiri.


Oleh Miftahul Ngulumiyah dan Mila Zahra Lailatul Qodariyah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline