Lihat ke Halaman Asli

Menerangi Jejak Budaya Lokal di Era Industri 4.0 dari Tradisi ke Transformasi

Diperbarui: 19 Juni 2023   13:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

       Dalam era Industri 4.0 dan menuju Industri 5.0, di mana teknologi digital seperti kecerdasan buatan (AI), internet of things (IoT), robotika, dan lainnya memainkan peran utama. Budaya global dan kearifan lokal adalah dua aspek yang saling berhubungan dalam konteks dunia yang semakin berkesinambungan. Budaya global dipengaruhi oleh perkembangan teknologi media massa dan arus informasi yang cepat yang memberikan akses yang lebih luas terhadap berbagai aspek budaya di seluruh dunia. Ralph Linton (dalam Paul Buhannan, Mark Glazer, 1988:199) mengemukakan bahwa: "Each society has its own culture, which can be defined briefly as its "way of life". Hal ini tentunya memberikan dampak yang positif untuk kita berbagi dan menghargai kekayaan budaya dan keberagaman.

       Namun dalam prosesnya kearifan lokal seringkali terancam oleh dominasi budaya global. ketika budaya lokal terpinggirkan oleh budaya global yang dominan, kita akan mungkin kehilangan aspek penting dari identitas dan kearifan budaya sendiri. Budaya lokal yang menjadi fondasi identitas masyarakat, melestarikan sejarah, dan memberikan wawasan tentang pemikiran dan cara hidup yang unik. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga keseimbangan antara budaya global dan kearifan lokal. Dengan langkah preventif sebagai berikut: Mengadopsi teknologi digital untuk mempromosikan dan melestarikan budaya lokal. "Globalization of media has an impact on the development of Indonesian arts and culture. Technological globalization of communication is present in the midst of society." (Surahman, 2017) Misalnya, membangun platform daring atau aplikasi yang menyediakan informasi, cerita, dan pengalaman interaktif tentang budaya lokal. Mengintegrasikan pendidikan tentang teknologi digital dalam kurikulum yang mencakup aspek-aspek budaya lokal. Siswa dapat belajar tentang teknologi dan kearifan lokal guna menjembatani kesenjangan antara dunia digital dan budaya lokal.

Kolaborasi dengan Komunitas Lokal

       Kolaborasi ini dapat mencakup pembentukan kelompok advokasi budaya, forum diskusi terbuka, dan partisipasi aktif komunitas dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada budaya lokal. Mendorong pengembangan ekonomi berbasis budaya melalui inovasi digital. Misalnya, mendukung pelaku usaha lokal dalam memanfaatkan teknologi digital untuk mempromosikan dan menjual produk-produk berbasis budaya lokal secara global melalui platform e-commerce. It is explained that cultural policies that exist are not one of the ways to preserve cultural values, but instead, they are a threat to the preservation of cultural values. (Hidayat, 2021). Menyediakan program pengajaran bahasa lokal untuk mempelajari dan mempraktikkan bahasa lokal. Bahasa adalah kunci untuk memahami budaya, dan dengan mempelajari bahasa lokal, anak-anak akan dapat mengakses pemikiran, tradisi, dan kearifan lokal secara lebih baik. Melalui pelestarian budaya lokal, kita dapat mempertahankan warisan budaya yang kaya dan menghormati keberagaman masyarakat. Selain itu, budaya lokal juga dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang lingkungan dan kehidupan berkelanjutan.

       Perlu diingat bahwasanya budaya lokal tidak berarti isolasionis atau menolak perkembangan global. Budaya lokal harus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Penggalian dan revitalisasi budaya lokal dapat melibatkan penggunaan teknologi modern Melalui pemeliharaan kearifan lokal dan pengakuan terhadap budaya global, kita dapat membangun dunia yang lebih inklusif, saling menghormati, dan berkelanjutan. Local wisdom is a way of life, knowledge, and life strategies that shape the local community's way of life in solving problems. (Afria, 2019). Pada dasarnya atas hasil peninjauan yang kami lakukan, kami tetap menerima budaya global sebagai sarana memperkenalkan produk lokal agar dapat di minati para wisatawan asing serta memanfaatkan teknologi media terbaru agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman, akan tetapi kami tetap berkomitmen untuk terus menjunjung integritas dalam melestarikan serta mendalami semua kearifan lokal sebagai bukti rasa nasionalisme kepada Indonesia.

Referensi

Afria, R. (2019). THE PROBING OF LOCAL WISDOM OF JAMBI MALAY SOCIETY BASED. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora.

Hidayat, H. (2021). Pengaruh dan Ancaman Globalisasi Terhadap. Jurnal DIalektika, Sosial dan Budaya.

Surahman, S. (2017). Dampak Globalisasi Media Terhadap Seni Dan Budaya Indonesia. Lontar Jurnal Ilmu komunikasi .

Buhannan, Paul., Glazer, Mark. (1998). High Point in Anthropology Second Edition, New York: Alfred A. Knopf.

Mariane, Irene. 2014. Kearifan Lokal Pengelolaan Hutan Adat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline