Lihat ke Halaman Asli

Daindo Milla

Mahasiswa Doktoral di Universitas Pendidikan Ghanesa

Menjawab tantangan Degradasi Moral Melalui Filsafat dan Pendidikan

Diperbarui: 10 Desember 2024   09:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bersama Mahasiswa (Sumber: Penulis) 

Degradasi moral menjadi isu serius di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang semakin pesat. Fenomena seperti berkurangnya rasa empati, meningkatnya individualisme, dan penyalahgunaan teknologi adalah cerminan nyata dari tantangan ini. Pendidikan memiliki peran strategis untuk menanamkan nilai-nilai moral dan etika yang kuat, dan filsafat pendidikan dapat menjadi fondasi untuk merumuskan pendekatan yang relevan dan efektif.

Hakikat Filsafat Pendidikan dan Pendidikan Karakter
Filsafat pendidikan merupakan refleksi mendalam tentang apa yang harus diajarkan, bagaimana cara mengajarkan, dan mengapa hal itu penting. Ia menawarkan kerangka untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar, seperti: Apakah pendidikan hanya tentang menguasai ilmu pengetahuan, atau lebih dari itu, yakni membentuk manusia yang utuh?

Di sisi lain, pendidikan karakter adalah proses sistematis untuk membentuk individu menjadi manusia yang berintegritas, jujur, bertanggung jawab, dan berempati. Pendidikan karakter bertujuan menanamkan nilai-nilai universal yang menjadi panduan dalam kehidupan sehari-hari.

Tantangan Degradasi Moral
Beberapa tantangan degradasi moral yang dihadapi dalam konteks modern antara lain:

  1. Individualisme Berlebihan: Menyebabkan melemahnya solidaritas sosial.
  2. Kemerosotan Nilai Tradisional: Nilai-nilai luhur budaya lokal sering dianggap usang di tengah modernisasi.
  3. Penyalahgunaan Teknologi: Ketergantungan pada teknologi seringkali memperburuk isolasi sosial dan memicu perilaku tidak etis seperti plagiarisme atau cyberbullying.
  4. Hedonisme dan Materialisme: Fokus pada kesenangan sesaat dan harta benda mengaburkan pentingnya nilai-nilai moral.

Peran Filsafat dalam Pendidikan Karakter
Filsafat pendidikan menawarkan pendekatan yang membantu pendidik dan pembuat kebijakan menghadapi tantangan ini melalui:

  1. Refleksi Etis: Membimbing siswa untuk berpikir kritis tentang moralitas dan dampak dari keputusan mereka.
  2. Penanaman Nilai Abadi: Menekankan nilai-nilai universal seperti keadilan, kejujuran, dan cinta kasih sebagai inti dari kurikulum pendidikan.
  3. Transformasi Diri: Menggunakan pendidikan sebagai sarana untuk mengubah cara pandang siswa terhadap dunia, bukan hanya sebagai alat untuk memperoleh pekerjaan.

Strategi Integrasi Filsafat dan Pendidikan Karakter

  1. Pendidikan Holistik: Menggabungkan pembelajaran akademik, sosial, dan emosional untuk menciptakan individu yang seimbang secara intelektual dan moral.
  2. Kurikulum Nilai Berbasis Budaya Lokal: Kearifan lokal, seperti gotong royong, kebersamaan, atau nilai adat seperti Tri Hita Karana di Bali, dapat menjadi jembatan antara nilai tradisional dan kebutuhan modern.
  3. Penggunaan Teknologi untuk Moralitas: Teknologi dapat diarahkan untuk mengajarkan nilai-nilai melalui permainan edukatif, simulasi etis, dan media interaktif yang mempromosikan empati.
  4. Model Pembelajaran Partisipatif: Siswa dilibatkan dalam diskusi etika dan studi kasus yang mendorong pemikiran mendalam tentang moralitas dan tanggung jawab sosial.

Konteks Global dan Lokal
Pada tingkat global, pendidikan moral sering terinspirasi oleh filsafat universal seperti humanisme dan etika lingkungan. Namun, di Indonesia, filsafat Pancasila dapat menjadi landasan kuat untuk mengintegrasikan nilai-nilai kebangsaan dan kepribadian lokal dalam pembelajaran.

Kesimpulan
Pendidikan karakter yang didasarkan pada filsafat pendidikan memberikan pendekatan yang lebih bermakna dan mendalam dalam menghadapi degradasi moral. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai etika, kearifan lokal, dan teknologi modern, pendidikan dapat membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berbudi pekerti luhur.

Artikel ini mengajak pembaca untuk merenungkan peran pendidikan dalam mempertahankan nilai-nilai moral di tengah perubahan zaman. Pendidikan tidak hanya menjadi sarana transfer pengetahuan, tetapi juga tempat untuk membangun masa depan yang berlandaskan integritas dan kemanusiaan.

Oleh Daindo Milla, Mahasiswa Doctroal Undiksha Bali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline