Suatu pagi yang cerah amil terbangun. Ibu nya membangunkannya karena sudah waktunya sahur. Seperti biasa adat di keluarga ini untuk meminum teh di pagi hari. Amil segera bangun dan membuat air panas. Tiba - tiba ibu amil berbicara dan menasehati amil tentang beberapa hal.
" mil, kamu ini tau ndak. Nyari temen itu susah, tapi kalo nyari musuh itu gampang" ibu amil
"Iyaa bu," jawab amil sambil mengumpulkan nyawanya yang masih 3/4
" Kamu tau hidup ini harus dilakukan dengan penuh kesabaran dan memperbanyak relasi, kamu ndak bisa hidup kalau ndak punya temen, kamu juga ndak bisa hidup kalau ndak sabar"
" Iyaa bu" Jawab amil. Tiba - tiba saja pikiran amil menjadi tenang setelah mendengarkan kata ibunya. ia tahu bahwa kata - kata ibunya itu memang realitas dunia. Realitas dunia yang terkadang kejam. Akan tetapi kekejaman dunia hari ini itu terasa hilang. seperti ada sesuatu yang masuk ke logika dan sanu barinya.
Kata - kata ibu amil itu masuk ke pikiran sadar nya. Kemudian amil mengingat tentang masa - masa nya di masa lalu. Ia teringat akan sedikitnya teman yang ia punya. Ia teringat bagaimana saat ia kesusahan dan siapa saja yang hadir untuk menolongnya. Dan yang hadir hanyalah segellintir orang yang benar - benar tulus akan menolongnya.
Ia juga tiba - tiba teringat bagaimana keras wataknya ketika menghadapi masalah - masalah kehidupan. Masalah masalah yang dulu ia hadapi dengan emosi yang meluap luap. Mungkin beberapa orang memaklumkan nya karena memang sifat anak muda yang masih labil. Tetapi jika emosi tersebut berlebihan dan selalu terjadi saat menghadapi masalah maka disitu seorang insan bisa dikatakan tidak mampu mengontrol emosinya. Belum ada sifat sabar dalam dirinya.
Amil teringat bahwa masalah masalah dalam hidupnya yang dulu ia hadapi dengan emosi justru tidak selesai. bahkan bisa jadi lebih buruk
"Ia ma, tidak ada masalah yang selesai dengan emosi" jawab amil. Kataa - kata pengakuan amil setelah ibunya bilang sesuatu yang tiba tiba saja. Tumben sekali ibu amil mengatakan ini. seperti ada yang menggerakkan beliau.
MUNGKIN SAJA TUHAN SEDANG BERBICARA LEWAT PERANTARA MANUSIA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H