Sidang MK telah berakhir. Atmosfer panas dunia politik di indonesia mulai menurun pasca pesta demokrasi PILPRES 2019. Perang Lapor polisi yang kita lihat seperti drama televisi mulai berkurang. Perang media sosial di Twitter, IG, Fb dan grup WA keluarga mulai menghilang. Indonesia telah memiliki presiden lama yang akan menjabat 2 kali, Selamat untuk Pak Jokowidodo atas kemenangannya.
Itu adalah kontestasi politik yang penuh persaingan. persaingan selalu menghasilkan 3 hal yaitu kemenangan, Kekalahan dan Draw. Sayangnya pada persaingan kekuasaan tidak ada yang benar-benar draw karena pemimpin yang dipilih hanyalah satu orang saja. Dalam dunia politik hanya dikenal keseimbangan kekuasaan. Keseimbangan yang diperlukan sebagai prinsip kemajuan.
Saya pernah membaca buku karya pemikiran Cak Nur. saya ingat beliau pernah berkata " kekuasaan suatu negara harus memiliki keseimbangan". mohon dikoreksi kalau salah lewat komentar di bawah. Jadi konsepnya adalah Ada penguasa yang menjalankan roda pemerintah an dan ada opposan yang mengecheck jalannya pemerintahan. Check and balance ini sangat penting untuk kemajuan negara. Tidak ada pemerintahan yang terlalu otoriter dan menganggap semua yang dilakukannya benar. Harus ada yang memprotes kebijakannya yang merugikan rakyat.
Menurut saya salah satu komponen bangsa yang harus menjadi opposan adalah mahasiswa. Mahasiswa tidak boleh menjadi brosur pemerintah yang selalu setuju semua kebijakan pemerintah dan mendukung mereka.
Ada banyak masalah yang dihadapi bangsa ini yang harus dikaji oleh otak-otak akademis ini. Contohnya masalah lingkungan, ketenagakerjaan(outsorching), kepatuhan terhadap hukum, Pendidikan yang tidak merata, masih banyaknya pengangguran, rendahnya jumlah enterpreneur indonesia, masalah kemanusiaan/pelanggaran HAM yang belum diselesaikan, pertumbuhan ekonomi indonesia yang lesu. dan lainnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H