Lihat ke Halaman Asli

Mila Putri

Mahasiswi

Mahasiswa KKN 59 UIN Gusdur Ikut Berpartisipasi Dalam Kegiatan Rembuk Stunting di Desa Cibuyur

Diperbarui: 12 Agustus 2024   14:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bersama dengan perangkat desa, nakes dan TNI AD Kecamatan Warungpring

Pemalang- Kamis (01/08/2024) Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata UIN Gusdur Pekalongan kelompok 18 ikut berpartisipasi dalam menghadiri undangan kegiatan Rembuk Stunting yang di selenggarakan di Balai Desa Cibuyur, Kecamatan Warungpring. Acara rembuk stunting tersebut di hadiri oleh Dr. Kartoyo selaku Kepala Puskesmas Warungpring, Camat, Pendamping Desa, Kepala Dusun, Tenaga Kesehatan dari Puskesmas Warungpring, Bidan Desa, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga(PKK) Desa Cibuyur, Ketua RT, Kader Posyandu, Tenaga Pendidik PAUD dan Mahasiswa KKN UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan Kelompok 18 Desa Cibuyur.

Acara tersebut berlangsung pada pukul 09:00 dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, setelah selesai para tamu undangan dipersilahkan untuk duduk kembali dan di lanjut dengan acara selanjutnya yaitu sambutan-sambutan. Sambutan yang pertama oleh Ibu Camat Warungpring dan sambutan yang kedua dari Dr. Kartoyo dan selesai sambutan di lanjutkan dengan pemaparan materi sekaligus penjelasan tentang stunting oleh Bidan Ida Fatmawati selaku bidan di Desa Cibuyur yang bertugas di Puskesmas Warungpring. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab terkait apa itu stunting.

Stunting merupakan suatu kondisi gagal pertumbuhan pada anak akibat kurangnya gizi sejak di dalam kandungan. Ciri-ciri anak yang terkena stunting biasanya mulai terlihat ketika anak sudah berusia 2 tahun, biasanya anak yang terkena stunting memiliki kondisi fisik yang berbeda dari teman seumuran mereka. di tandai dengan kurangnya tinggi badan anak, wajahnya tampak lebih muda di bandingkan dengan teman seumurannya, anak cenderung lebih pendiam dan jarang sekali melakukan kontak mata dengan orang lain, memiliki IQ dan daya ingat yang rendah dan anak yang terkena stunting  mudah sekali terkena penyakit.

Upaya pencegahan stunting bisa dilakukan sejak masih remaja, bisa dimulai dengan mencegah anemia dengan cara minum vitamin/tablet penambah darah, rutin cek kesehatan, menjaga pola makan dan menjaga berat badan. Ketika audah memasuki kehamilan harus rajin cek kesehatan dan mencukupi gizi selama kehamilan, setelah lahir diberikan ASI Eksklusif, MPASI, rutin memeriksakan kesehatan anak dan rutin imunisasi ke posyandu terdekat.

Kegiatan rembuk stunting tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan pramusyawarah desa atau pertemuan yang dilakukan desa dalam rangka membahas hasil perumusan kegiatan diskusi yang terarah, untuk membahas dan menetapkan komitmen desa dalam menetapkan program-program kegiatan dalam upaya penanganan dan pencegahan stunting di desa.

Adapun hasil pembahasan dalam kegiatan Rembuk Stunting adalah :
1. Pembahasan usulan program atau kegiatan intervensi yang disusun dalam diskusi kelompok terarah.
2. Kesepakatan prioritas usulan program atau kegiatan interstensi gizi spesifik dan sensitif.
3. Kesepakatan hasil Rembuk Stunting kemudian dituangkan dalam berita acara yang ditandatangani oleh Bidan Desa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline