Saya adalah siswi kelas XII di sebuah SMA di Jakarta. Alhamdulillah, saya termasuk murid yang beruntung mendapatkan kesempatan mengikuti SNMPTN jalur ini. Tentu saja saya merasa agak lega karena mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk masuk PTN idaman dibanding mereka yang tidak berkesempatan mengikuti SNMPTN undangan. Dengan hati gembira saya memilih program studi yang saya inginkan di website undangan.snmptn.ac.id. Dibandingkan teman-teman saya, saya merupakan salah satu orang yang berpikiran realistis. Karena nilai rapor saya tidak terlalu 'wah', saya tidak memilih universitas terkemuka seperti UI dan ITB. Jelas saya lebih memilih universitas yang kemungkinan besar saya diterima di sana. Namun, setelah saya selesai memilih program studi dan mencetak kartu peserta SNMPTN undangan, ternyata ada satu hal yang mengganjal. Salah satu universitas yang saya pilih menganjurkan peserta untuk juga mendaftar di website mereka tersendiri. Dan barulah saat itu saya menyadari bahwa untuk siswa SMA program IPA hanya boleh memilih bidang studi jurusan IPA, begitu juga halnya dengan IPS. Perasaan kecewa benar-benar merasuki hati saya. Saya adalah murid program IPA yang tidak ada minat sama sekali untuk kuliah di jurusan IPA. Semua bidang studi yang saya pilih pada SNMPTN undangan adalah jurusan ips. Memang, yang memberikan aturan itu hanyalah universitas yang saya pilih. Namun sayangnya, satu-satunya program studi yang benar-benar saya minati hanya ada di universitas itu. Di universitas-universitas lain tidak ada. Saya sadar, memang seharusnya dari awal saya masuk program IPS. Yang saya pikirkan waktu itu hanyalah, anak IPA bisa masuk ke semua bidang. Saya benar-benar menyesal. Namun, mau menyesal sekarang juga tidak ada guna, kan? Terlintas ide untuk memilih program studi jurusan IPA saja. Tapi, untuk apa belajar sesuatu yang tidak saya sukai? itu hanya akan membuat saya menjadi seperti robot. Indonesia tidak akan pernah maju jika generasi mudanya seperti robot. Bukan bermaksud untuk menghina atau apapun. Saya hanya memberikan komentar saya mengenai hal ini. Jujur saja, saya benar-benar menaruh sepenuh harapan saya pada SNMPTN undangan. Namun entah kenapa, harapan itu langsung sirna begitu saya mengetahui perihal jurusan. Jika saya tidak beruntung, maka kesempatan saya selanjutnya adalah SNMPTN ujian tulis. Untuk mengikuti ujian tulis, tentu saya harus mendalami pelajaran-pelajaran IPS terlebih dahulu. Namun, jelas sekarang saya sedang berfokus ke UAN. Tadinya saya ingin sekali setelah UAN selesai tidak akan ada lagi beban. Ah, memang sudah seharusnya kita tidak terlalu mempercayai suatu hal. because it's traitorous. semoga saja mereka yg nanti ternyata tidak beruntung lolos SNMPTN undangan segera bangkit dari kegagalan dan menghadapi SNMPTN tulis. saya khawatir hal ini akan mendepresikan mereka begitu parah sehingga kinerja mereka untuk ikut ujian tulis menjadi menurun. Akhir kata, saya mohon doa kompasianer semuanya, semoga saya lulus UAN dan diterima PTN di program studi yang saya inginkan. Amiin. Terima kasih :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H