Lihat ke Halaman Asli

Si Jono dan Uang Pinjaman

Diperbarui: 24 Juni 2015   16:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Untuk ketiga kalinya deringan HP suamiku terdengar dari arah ruang tamu. Sepertinya ada panggilan telepon yang masuk. Dengan berat hati kutinggalkan layar notebook yang berisikan angka- angka laporan rugi-laba bulan ini. Huh, siapa lagi yang menelepon malam- malam begini ? Mengganggu pekerjaanku saja, rutukku dalam hati. Suamiku juga, kenapa pula HP malah ditinggal di rumah. Alasannya mau rapat RT, gak enak kalau bawa HP. Mm..rapat RT kok tiap malam ya ? Aku paling benci jika saat pekerjaanku butuh konsentrasi tinggi, tiba - tiba ada yang menginterupsi seperti saat ini nih..bikin kesal setengah mati. Kuangkat telepon dengan malas.

" Hallo , assalamu'alikum..!" terdengar suara laki - laki dari seberang telepon.

" Wa'alikum salam..!" jawabku tanpa semangat.

" Bisa bicara dengan Pak Yusuf , Bu..??"

" Maaf, ini sama siapa ya..?" tanyaku masih dengan nada kurang ramah.

" Ini dengan Jono, Bu..! "

" Pak Yusuf lagi rapat  Mas, ada rapat RT.."

" Pulangnya kapan ya Bu, kira- kira masih lama gak ?" Meneketehe, hatiku bersungut- sungut.

" Gak tau Mas, biasanya kelarnya jam 12-an..!" jawabanku ngarang . Aku tak pernah sadar kapan tepatnya suamiku pulang ke rumah, karena biasanya rapat selesai ketika air liurku sudah menganak sungai di bantal.

" Kalau begitu titip pesan aja ya Bu, tolong pesanan Jono besok dibawa begitu..!"

Sebenarnya aku ingin menanyakan pesanan apa yang dia maksud, tapi aku tak mau terdengar seolah- olah  aku sangat ingin tahu urusan antara dia dan suamiku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline