Untuk ketiga kalinya deringan HP suamiku terdengar dari arah ruang tamu. Sepertinya ada panggilan telepon yang masuk. Dengan berat hati kutinggalkan layar notebook yang berisikan angka- angka laporan rugi-laba bulan ini. Huh, siapa lagi yang menelepon malam- malam begini ? Mengganggu pekerjaanku saja, rutukku dalam hati. Suamiku juga, kenapa pula HP malah ditinggal di rumah. Alasannya mau rapat RT, gak enak kalau bawa HP. Mm..rapat RT kok tiap malam ya ? Aku paling benci jika saat pekerjaanku butuh konsentrasi tinggi, tiba - tiba ada yang menginterupsi seperti saat ini nih..bikin kesal setengah mati. Kuangkat telepon dengan malas.
" Hallo , assalamu'alikum..!" terdengar suara laki - laki dari seberang telepon.
" Wa'alikum salam..!" jawabku tanpa semangat.
" Bisa bicara dengan Pak Yusuf , Bu..??"
" Maaf, ini sama siapa ya..?" tanyaku masih dengan nada kurang ramah.
" Ini dengan Jono, Bu..! "
" Pak Yusuf lagi rapat Mas, ada rapat RT.."
" Pulangnya kapan ya Bu, kira- kira masih lama gak ?" Meneketehe, hatiku bersungut- sungut.
" Gak tau Mas, biasanya kelarnya jam 12-an..!" jawabanku ngarang . Aku tak pernah sadar kapan tepatnya suamiku pulang ke rumah, karena biasanya rapat selesai ketika air liurku sudah menganak sungai di bantal.
" Kalau begitu titip pesan aja ya Bu, tolong pesanan Jono besok dibawa begitu..!"
Sebenarnya aku ingin menanyakan pesanan apa yang dia maksud, tapi aku tak mau terdengar seolah- olah aku sangat ingin tahu urusan antara dia dan suamiku.