Penerapan Paradigma Integrasi Dalam Ilmu Sosial Humaniora
"Berfokus Pada Ilmu Manajemen Dalam Perspektif Integrasi"
Dalam era kontemporer, Paradigma berfikir adalah satu satu dari banyak ilmu yang berkembang. Ada hal baru yang muncul setiap saat, karena ilmu pengetahuan yang selalu berubah. Prof. Dr. M. Amin Abdullah (profesor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), adalah pendiri bidang studi integrasi- interkoneksi. Supaya tidak ada perbedaan antara ilmu atau dikotomi, maka pendekatan integrasi internokesi diperlukan. Karena setiap bidang keilmuan membutuhkan bidang keilmuan lainnya untuk saling melengkapi. Latar belakang lahirnya pemikiran Amin Abdullah dikarenakan adanya fenomena-fenomena dikotomis antara ilmu pengetahuan dan agama yang tidak dapat bersatu atau berdiri sendiri, seperti memiliki dinding pembatas diantara keduanya. Maka dengan begitu Amin Abdullah mencetuskan paradigma intergrasi-interkoneksi yang sekarang digunakan UIN Sunan Kalijaga untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Paradigma integrasi menggambarkan hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan, dengan menggabungkan hadlarah an-nash, hadlarah al-falsafah dan hadlarah al-ilm.
Salah satu cara mengatasi dikotomisasi ilmu-ilmu agama dan ilmu pengetahuan adalah melalui integrasi ilmu. Antara ilmu umum dan agama memiliki manfaat dan nilai yang sama pentingnya bagi manusia. Yang dimana ilmu umum membantu manusia memecahkan masalah, memahami fenomena alam, dan mengembangkan teknologi yang bermanfaat. Dengan begitu sebaiknya tidak membedakan antara keduannya karena mereka saling melengkapi dan dapat dipelajari secara bersamaan, serta dapat meningkatkan pemahaman kita tentang dunia dan kehidupan manusia.
Dalam ilmu sosial dan humaniora, paradigma integrasi mengacu pada penggabungan berbagai displin ilmu untuk memahami lebih dalam manusia dan masyarakat. Integrasi yang berarti menggabungkan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu untuk mengatasi masalah kompleks secara sistematis dan holistik. Paradigma integrasi itu sangat penting untuk mengahadapi dinamika zaman yang membutuhkan kerjasama dan solusi yang menyeluruh.
- Metrode bayani
Adalah pendekatan tekstual yang bergantung pada intepretasi literal dari sumber-sumber tradisional seperti kitab suci,hukum dan dokumen historis. Implementasi dalam manjemen seperti kepatuhan terhadap regulasi dan kebijakan internal yang berarti manajer memastikan bahwa semua kebijakan perusahan sesuai dengan peraturan peundanf-undangan yang berlaku .
Dalil/Nash : al-qur'an menyebutkan betapa pentingnya kita mengikuti hukum dan peraturan "Taatilah allah dan Rasul-Nya dan ulil amri diantara kamu" (QS. An-Nisa : 59). Dalam ayat ini yang dimaksud "ulil amri" merujuk kepada pemimpin yang berwenang menetapkan aturan , termasuk dalam sebuah manajemen.
- Metode burhani
Adalah pendekatan yang didasarkan pada logika dan bukti empiris, menggunakan analisis kritis dan data yang nyata. Implementasi dalam manjemen seperti pengambilan keputusan berbasis data yang dimana manajer menggunakan analisis statistik dan data nyata untuk membuat keputusan strategis, seperti menentukan target dan strategi pemasaran.
Dalil/Nash : al-qur'an mendorong pengguanaan akal dan logika : "dan tidaklah kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan hak (kebenaran), tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui ." (QS. Ad-Dukhan : 38-39). Ayat ini menunjukkan betapa pentinganya menggunakan pemikiran kritis dan logika dalam memahami realitas dan membuat keputusan yang benar.
- Metode irfani
Pendekatan yang berfokus kepada pengetahuan intuitif dan spiritual, mencakup refleksi mendalam dan pengalaman batin. Dalam konteks manajemen mrtode ini dapat membantu dalam pengembagan kepemimpinan yang beretika,manjemen perubahan dan mengelola sumber daya manusia dengan lebih manusiawi, misalnya penerapan nilai-nilai etika dan spiritualitas dalam budaya organisasi. Implementasi dalam manajemen yaituu mempertimbangkan keseimbangan duniawi dan akhirat "dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana allah telah berbuat baik kepadamu." ( QS. Al-Qasas : 77). Penerapan manajemen dalam ayat adalah pemimpin harus memperlihatkan kesejahteraan karyawan dan masyarakat kemudian menyeimbangkan antara tujuan bisnis dan tanggung jawab sosial.
Beberapa langkah yang diambil untuk menerapkan paradigma intergrasi dalam ilmu manajemen, meliputi :