Lihat ke Halaman Asli

Mila Karmelia

Mahasiswa

Apakah Kebijakan Masuk Jam 5 Pagi Efektif?

Diperbarui: 22 Maret 2023   08:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Gubernur NTT,  mengusulkan jam masuk sekolah peserta didik setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dimajukan menjadi pukul 05.00 WITA.

Viktor menyampaikan, budaya masuk sekolah lebih pagi bertujuan agar bisa mengasah kedisiplinan dan etos kerja para peserta didik. Ia  percaya kebijakan baru ini akan terasa berat bagi peserta didik maupun pengajar. Namun, menurut nya harus ada pengorbanan sebelum melakukan perubahan.

Berkaitan dengan itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Inspektur Jenderal, Chatarina Muliana Girsang menjelaskan jika saat ini pihaknya sedang berkoordinasi secara intensif dengan Pemprov NTT terkait usulan tersebut.

"Kemendikbudristek sekarang sedang berkoordinasi  dengan pemerintah daerah dan dinas pendidikan di Provinsi Nusa Tenggara Timur terkait tentang penerapan kebijakan yang dimaksud," kata Chatarina, Rabu (1/3/2023).

Menurutnya, perubahan terhadap kebijakan harus memperhatikan pendapat orang tua siswa dan masyarakat. Walaupun demikian, Chatarina mengatakan jika Kemendikbudristek berkomitmen untuk selalu melindungi hak siswa agar bisa belajar dengan aman dan menyenangkan di sekolah.

Lantas, apakah masuk sekolah sejak pukul 05.00 pagi lebih efektif?

Dilansir dari laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), menurut studi yang dipublikasikan American Academy of Pediatrics, waktu yang pas untuk memulai jam belajar bagi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan SMA adalah pukul 08.30. Dengan itu, siswa bisa memperoleh jumlah tidur yang lebih ideal.

Studi lain yang dipublikasikan Journal of Clinical Sleep Medicine juga menyatakan bahwa durasi tidur yang ideal bagi remaja berusia 13 hingga 18 tahun adalah delapan hingga 10 jam per hari.

Penelitian menyebutkan, remaja yang mempunyaii waktu tidur yang tidak cukup berisiko mengalami obesitas, tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara maksimal, depresi, berprestasi buruk di sekolah, hingga cenderung melakukan pola hidup yang buruk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline