Lihat ke Halaman Asli

Miktachul Ulumudin

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 2023 (23107030103)

Lebaran Ketupat dalam Bingkai Kebersamaan, Pelaksanaan, Esensi, dan manfaat

Diperbarui: 17 April 2024   14:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi 

Idul fitri menjadi sebuah perayaan besar yang tentu ditunggu oleh jutaan umat muslim di seluruh Indonesia. Setelah menjalankan puasa selama 1 bulan penuh di bulan suci ramadhan, perayaan idul fitri menjadi sebuah momentum istimewa sebagai sebuah bentuk kemenangan atas terlaksananya hajat besar umat muslim untuk menunaikan puasa di bulan suci ramadhan. 

Tak heran apabila di seluruh dunia perayaan idul fitri dilaksanakan dalam berbagai cara yang unik, hal ini tentu menjadi sebuah ungkapan syukur dan juga rasa bahagia atas datangnya hari besar tersebut. 

Pada umumnya kita bisa mendapati tradisi tradisi yang khas dari berbagai negara tak terkecuali di Indonesia. Indonesia sebagai negara dengan jumlah pemeluk islam terbanyak di dunia menjadi salah satu poros yang amat besar dalam menghormati dan menyambut datangnya idul fitri, beragam tradisi dan kebiasaan menjadi sebuah nilai penting bagi bangsa Indonesia untuk menghadapi idul Fitri.

Dari sekian banyak perayaan idul fitri tentu kita tidak asing dengan tradisi lebaran ketupat, salah satu rangkaian idul fitri yang sering kita temui diberbagai daerah Indonesia terutama di pulau jawa. 

Rangkaian tradisi ini merupakan bagian dari semarak idul Fitri yang biasanya dilakukan masyarakat tepat 7 hari setelah dilaksanakan sholat idul fitri. lantas bagaimanakah pelaksanaan dari tradisi ini? Apa esensinya dan bagaimana kebermanfaatan yang bisa kita raih dari tradisi ini?

Sejarah tradisi kupatan

Tradisi kupatan atau lebaran ketupat adalah rangkaian idul Fitri yang tidak terpisahkan dari kultur masyarakat jawa pada masa lampau, kebiasaan ini muncul sebagai suatu bentuk rasa syukur dan upaya menjalin silaturahmi seusai hari raya idul fitri. 

Dilansir dalam laman Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) tradisi kupatan atau lebaran ketupat berasal dari era Kerajan demak bintoro, tradisi ini diperkenalkan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga sebagai bentuk dakwah penyebaran agama islam Pada abad ke 16. Bersamaan dengan tradisi kupatan biasanya masyarakat akan mengadakanya dengan selametan di tempat tempat seperti masjid dan rumah rumah warga

Berburu janur dan merendam beras

Tradisi kupatan ini dimulai dengan proses pembuatan anyaman ketupat dari janur atau daun pohon kelapa yang masih muda dan belum mekar, setiap menginjak waktu lebaran ketupat berburu janur menjadi tradisi yang amat penting dilakukan, antusiasme masyarakat dalam tradisi ketupat tak jarang menjadikan janur ini langka pada momen idul fitri sehngga mau tak mau masyarakat akan berburu janur ke beberapa tempat, seperti halnya yang ada di Desa Kresikan Kabupaten Tulungagung, masyarakat amat antusias mencari janur hingga terkadang rela membeli janur dari penjajak yang ada dibeberapa tempat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline