YOGYAKARTA, KOMPASIANA.com - Pihak Kelurahan Panembahan bersama dengan Tim KKN PPM Universitas Gadjah Mada dan Tim Forum Bank Sampah Kelurahan Panembahan mengadakan kegiatan Pelatihan Pengolahan Sampah Metode Biopori yang diikuti oleh perwakilan masing masing RW, mulai dari RW 01 sampai dengan RW 18 Kelurahan Panembahan, Rabu (22/5/2024).
Pelatihan pengolahan sampah menggunakan biopori ini dihadiri langsung oleh Lurah Kelurahan Panembahan, Ketua LPMK Panembahan, Ketua FBS Panembahan dan juga Tim KKN PPM UGM Klaster Sains dan Teknologi. Pelatihan ini dibuka oleh Lurah Kelurahan Panembahan RM. Murti Buntoro, S.H., M.IP pada pukul 09.00 (22/5/2024), di Pendopo Kelurahan Panembahan.
"Pelatihan ini perlu kita dorong untuk menekan jumlah sampah yang ada dilingkungan kita, khususnya sampah organik rumah tangga," kata Lurah Kelurahan Panembahan, Murti Buntoro, Sabtu (22/5/2024) pagi.
Materi pembuka pelatihan tersebut diisi oleh Miko Septian sebagai mahasiswa KKN PPM UGM klaster sains dan teknologi subunit panembahan dengan dosen pembimbing lapangan Ir. Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D., IPU. Menurutnya, pengolahan sampah sendiri merupakan sebuah rangkaian kegiatan yang panjang dengan tujuan akhir pemanfaatan dan pengurangan sampah yang ada di lingkungan sekitar.
"Sebelum mengolah sampah, kita harus paham terlebih dahulu jenis dan macam macam sampah untuk dimaksimalkan pengolahannya. Seperti yang kita ketahui, setiap jenis, bentuk, dan sifat sampah sendiri memiliki cara tersendiri dalam pengelolaanya", ujar Miko, mahasiswa KKN PPM UGM, Sabtu (22/5/2024).
Pada pelatihan biopori tersebut, Miko juga menawarkan inovasinya mengenai Pipa Biopori yang bentuk seperti huruf U untuk mempermudah dan memaksimalkan penggunaan pipa biopori tersebut. Inovasi ini muncul karena ada warga yang menanyakan "bagaimana cara memanen yang efektif jika sampah organik yang paling bawah sudah saatnya panen tapi yang atas masih belum terkompos dengan baik sehingga membuat warga geli untuk melakukan pemanenan?"
"Mungkin bisa menggunakan pipa pvc yang berbentuk seperti huruf U, sehingga ada lubang input dan output yang berbeda untuk memasukan dan memanen hasil pengomposannya. Dengan pemberian pembatas yang tipis dan mudah dihancurkan, penggunaan pipa U ini akan meningkatkan efektifitas penggunaan metode biopori"
Selain penjelasan materi, para peserta pelatihan juga mendapatkan informasi mengenai cara penanaman, pemanfaatan, dan perawatan pipa biopori oleh Djoko Sartono selaku ketua Forum Bank Sampah Kelurahan Panembahan.
"Salah satu cara merawat biopori ini adalah dengan memberikan sampah organik pada lubang bioporinya secara rutin. Jika perlu tambahkan EM4 atau Effective Microorganisme buatan dari air cucian beras seperti yang sudah dijelaskan Mas Miko tadi untuk mempercepat proses pengomposannya," ujar Djoko saat menyampaikan materinya, Sabtu (22/5/2024).
Pada akhir pelatihan tersebut para peserta pelatihan mendapatkan pipa Biopori dan bor tanam untuk diterapkan di rumah atau di lingkungan masing masing RW. Lurah Kelurahan Panembahan, n RM. Murti Buntoro, S.H., M.IP juga berharap, masyarakat yang hadir pada pelatihan tersebut menjadi kader-kader pengolahan sampah organik menggunakan metode Biopori, di masing masing RW-nya.