Lihat ke Halaman Asli

Mengangkat Orang dari Dasar Jurang, Harus Memberi Tali Buka Toeri

Diperbarui: 21 Oktober 2015   10:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

mungkin seperti judul itu yang pantas diberikan pada pola kebijakan pemerintah saat ini dalam meningkatkan IPM (Indek Pembangunan Manusia) daerah dan nasional, betepa tidak untuk meningkatkan IPM maka pemerinta memaksakan dalam hal ini mewajibakn setiap anak di negeri ini untuk bersekolah dengan jaminan masa depan, hanya mereka yang berpendidikan cuukuplah yang akan menikmati pekerjaan dan upah yang pantas, mereka yang perekonomian keluarganya hanya pas-pasan untuk hidup sehari-hari harus mengubur dalam-dalam semua anggan dan cita mereka.

tidak cukup hanya niat dan tekad dinegeri ini untuk bersekolah haruslah meregok kocek dalam-dalam jika hendak bersekolah, iya kita sepakat kalau pemerintah sudah memberikan banyak bantuan dan beasiswa kepada mereka yang kurang dan tidak mampu, ketika penyaluran dana bantuan kepada siswalah yang menjadi masalah, dimana pihak pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan dan sekolah hanya mengumpulkan data hanya diatas meja semata dan hanya melihat fisik luar dari calon penerima beasiswa atau bantuan.

lembaga tempat dimana saya bekerja 21 tahun terakhir ini hanya mengajarkan masyarat miskin untuk menabung dan menyisihkan uang mereka, pendekatan dan melihat realita dilapangan kurang insentif, pada pertengahan juni 2015 lalu saya masuk dalam salah satu team Word Education dan Good Return Australia yang berminat memberikan beasiswa kepada Siswa tidak mampu dengan syarat calon penerima harus disurvey kebenaran kurang mampu, dengan kategori dan poin yang telah di tentukan, yang meliputi, jumlah orang yang tinggal serumah, sumber penghasilan, jenis jamban, jenis lantai, jumlah yang masih sekolah, ada atau tidaknya sepeda motor, perangkat memasak apakah mengunakan kompor gas dari pemerintah atau kayu bakar, sumber penerangan dalam rumah jenis dinding rumah, dari semua penilaian tersebut maka kita akan mendapatkan siapa yang akan menerima beasiswa semua data yang di kumpulkan disertai dengan documentasi (foto).

saat team melakukan survey inilah kami melihat fakta yang sebenarnya dilapangan, bahwa cari yang dilakukan selama ini salah, karena tidak menyetuh langsung dan data kurang valid kebenaranya. kalau sama ini lembaga saya menganjurkan masyarakat untuk menabung, padahal jangankan untuk menabung, untuk makan saja mereka kesulitan, jangan kan untuk bersekolah bercita-cita sekolah saja mereke tidak berani, mereka sadar siapa dan berapa hasil diri mereka, mereka tengah berada didasar jurang yang sudah tidak mungkin lagi mereka keluar dari sana sendiri, sudah banyak yang datang mengajarkan mereka cara keluar dari dasar jurang itu namun tidak ada satupun yang datang memberikan tali setidaknya rotan atau minimal benih kayu yang akan mengantarkan mereka ke mulut jurang kehidupan tersebut.

anak-anak mereka adalah benih harapan itu, mereka hanya dipaksa untuk bersekolah namun tidak di berikan solusi, kami melihat realita yang sangat menyedikan dilapangan, anak gadis yang menurut hikmat saya cantik dan anggun nyaris saja putus sekolah jika saja hari itu kami tidak tiba disana, dapat dipastikan anak gadis itu akan menjadi bagian dari penghuni cafe remang-remang di kota kelak dikemudian hari jika ia tetap di kampung itu. karena menurut informasi yang kami dapatkan para pemudi sana keluar ke kota dan bekerja di warung remang-remang. mereka tidak punya pilihan lain selain menjadi seperti itu, karena hanya itu bakat mereka yang terjadi secara alami. lalu apakah pemerintah berani turun langsung kelapangan untuk memastikan kebenarnan keadaan calon penerima beasiswa itu??




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline