Lihat ke Halaman Asli

Harga Karet Turun Kredit lalai naik drastis

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditengah-tengah kurang baiknya politik di indonesia Harga karet ditanah air juga ikut-ikutan tak kunjung naik setelah hampir 2 tahun berada pada harga Rp.5.000 -Rp.7.000/kg (jinton/kulat) hal ini menjadi tali di tiang gantung para petani yang membunuh perlahan namun pasti, betapa tidak ketika harga karet berada pada titik tinggi yaitu sekitar Rp.20.000/kg beberapa tahun lalu membuat petani karet memberanikan diri untuk mengangkat wajah mereka menatap masa depan dengan mengajukan pinjam ke berbagai lembaga keuangan mulai dari Koperasi hingga perbankan, karena mereka yakin mampu untuk membayar pinjaman mereka. namun dengan keadaan harga karet saat ini telah membuat mereka berada pada keterpurukan ekonomi yang sangat mendalam. gairah petani karet hilang begitu saja, tidak sedikit dari mereka yang enggan pergi menyadap karet bahkan ada pula yang mengalihfungsikan lahan karet mereka menjadi lahan kebun sawit yang baru akan dipanen 3-4 tahun lagi. beberapa lembaga keuangan di Kalimantan Barat rata mengalami kenaikan kredit macet yang tinggi begitu juga dengan Lising yang harus rela kendaraan mereka tidak dianggsur dan harus menriknya dari konsumen. betapa tidak penduduk kalimantan barat rata-rata mengantungkan hidup mereka pada karet, sebagian lagi Pertambangan Emas Tanpa Izin. jika pemerintah peka terhadap perekonomian masyarakat tidak mungkin hal ini terus berlarut-larut selama bertahun-tahun membiarkan masyrakatnya berada didalam kesulitan ekonomi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline