Lihat ke Halaman Asli

Mikhail Ritchie

Pelajar Edukasi

Pornografi, Masturbasi dan Orgasme: Mengapa Semakin Wajar? Apa Dampaknya Bagi Pelajar dan Anak Muda?

Diperbarui: 1 Februari 2024   11:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

     Semakin majunya teknologi membawa banyak dampak kepada kehidupan manusia, salah satu contoh yang paling mudah untuk dilihat adalah bagaimana mudahnya kita mendapatkan informasi. Baik itu berita, pengetahuan ataupun informasi viral yang beredar. Bahkan tidak jarang yang beredar dalam bentuk foto atau video yang disebarluaskan melalui orang ke orang atau melalui media massa. Hal ini sangatlah membantu kehidupan sosial manusia, namun bukan berarti tidak membawa dampak buruk disaat yang bersamaan.

     Salah satu dampak buruk yang semula fatal namun sekarang sudah seolah-olah dinormalisasikan adalah mudahnya penyebaran konten dewasa atau pornografi. Pornografi dilakukan untuk memuaskan hasrat kemanusiaan secara seksual dan biasanya dicapai dengan cara masturbasi sampai dengan orgasme. Kegiatan ini sering juga dipanggil PMO, sebutan gaul ini merupakan singkatan dari pornography, masturbation and orgasm.

     Dikutip dari Anti Dopamine, PMO merupakan singkatan dari Pornografi, Masturbasi, dan Orgasme. Secara keseluruhan, PMO mencakup kegiatan yang melibatkan seseorang dalam memenuhi kebutuhan seksual melalui berbagai aktivitas, seperti menonton video pornografi atau membayangkan karakter imajiner guna memuaskan dorongan seksual. Secara singkat, PMO berarti menonton konten dewasa sambil masturbasi sampai dengan titik orgasme untuk memenuhi keinginan dan hawa seksual.

     PMO sendiri sudah menjadi hal yang amat biasa dan normal di zaman sekarang terutama pada kaum generasi muda. Sesuatu yang dulunya menjadi sebuah kemaluan dan dirahasiakan, sekarang sudah menjadi hal yang biasa ketika seseorang mengetahui bahwa teman sebayanya sedang melakukan PMO. Bahkan tidak jarang juga anak muda bercanda tawa atau menjadikan PMO sebagai bahan dari obrolan mereka. Hal seperti ini menunjukkan betapa berubahnya pola pikir serta budaya dari generasi ke generasi.

      Menurut Skinner 2005, pornografi tidak hanyalah dikategorikan sebagai satu level kecanduan namun terbagi menjadi beberapa tingkatan, tingkat kecanduan pornografi dibagi menjadi :

Level 1 :  melihat pornografi sekali atau dua kali setahun, paparan sangat terbatas

Level 2 : beberapa kali setiap tahun tetapi tidak lebih dari enam kali, fantasi sangat minimal

Level 3 :  mulai muncul tanda kecanduan, sebulan sekali, mencoba menahan diri

Level 4 :  mempengaruhi fokus untuk tugas sehari-hari, beberapa kali dalam sebulan

Level 5 :  Setiap minggu, berusaha keras untuk berhenti, namun mulai mengalami gejala         withdrawal

Level 6 :  Setiap hari untuk memikirkan pornografi, menyebabkan berbagai masalah dalam kehidupan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline