Lihat ke Halaman Asli

Mike Reyssent

TERVERIFIKASI

Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia

Brazil Bisa Menang Asal...

Diperbarui: 27 Juni 2015   17:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap kali membuat tulisan untuk menilai antara siapa dengan siapa, saya selalu berusaha untuk berada di posisi netral, tidak berpihak kepada siapapun. Terkecuali, penilaian terhadap Bandar Narkoba atau tersangka Koruptor, saya tidak bisa lagi menilai dengan netral.

Untuk tersangka koruptor, jika saya tidak punya data, saya memilih untuk tidak membahasnya, soalnya mereka punya power dan jaringan yang sangat kuat, jadi salah salah saya bisa diadukan dengan tuduhan pencemaran nama baik atau fitnah. (ngelawan orang yang ga punya nurani, efeknya bisa ribet).

Seperti tulisan saya kemarin yang memprediksi pertandingan antara Argentina Vs Kolombia, saya menilai berdasarkan fakta, bukan berdasarkan nge fans atau karena seneng ngeliat pemain Argentina yang keren keren aja.

Di pertandingan antara Argentina melawan Kolombia, seperti dugaan saya, bahwa Kolombia pasti membuat benteng kokoh di depan gawangnya untuk menghadapi Bomber Argentina. Saya juga sudah memprediksi bahwa para pemain Kolombia berusaha untuk memprovokasi pemain Argentina.

Begitu juga dengan jalannya pertandingan yang berat sebelah. Menjadi kurang menarik jika kita -sebagai penggila- sepakbola melihat pertandingan seperti itu. Kita hanya melihat pemain Argentina saja yang bermain bola dan pemain Kolombia sibuk menjaga gawangnya saja.

Sepanjang 2 x 45 menit, bisa dibilang hanya 1 atau 2 kali saja, serangan yang dilakukan oleh pemain Kolombia. Praktis, bola sepenuhnya dikuasai oleh para pemain Argentina, yang notabene, juga tidak mampu menjebol gawang Kolombia.

Pertandingan sudah selesai, pertunjukan sudah berakhir, Argentina lolos berkat gol penalti pemain pengganti Carlos Tevez. Selamat buat tim Tango dan selamat buat Tevez!!!

Sekarang, tim Kolombia harus pulang kampung, menyusul Uruguay dan Bolivia, tapi para pemain Kolombia pulang dengan menegakan kepala. Tidak malu jika kalah pada adu penalti.

Saya berharap, rakyat Kolombia harus menerima kekalahan itu dengan lapang dada. Jangan sampai kejadian 21 tahun lalu terulang lagi, dimana Andres Escobar, bek Kolombia, ketika keluar dari sebuah bar, harus terkapar meregang maut karena diberondong 12 tembakan.

Penembakan itu terjadi, setelah tim Kolombia kalah 1-2, dalam babak penyisihan Piala Dunia ketika melawan AS, 22 Juni 1994. Humberto Castro Munoz, seorang pengawal kartel narkoba, sang eksekutor yang kalah taruhan, menganggap penyebab kekalahan Kolombia atas AS, semata mata karena gol bunuh diri Escobar.

Munoz dituntut hukuman penjara selama 25 tahun, tapi setelah menjalani 11 tahun masa tahanan, Munoz akhirnya dibebaskan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline