[caption id="attachment_358642" align="aligncenter" width="600" caption="Ini Yang Namanya Garuda Indonesia (wikipedia.com)"][/caption]
Kisruh soal RUU Pilkada tidak langsung yang beberapa hari terakhir ini begitu heboh di jagat raya media online maupun tipi nasional. Akibat kehebohan, tentang RUU Pilkada tidak langsung itu, akhirnya membawa "korban". Ahok dengan tegas menolak RUU tentang pilkada tidak langsung yang diusung oleh koalisi permen. Akibat berbeda pendapat soal RUU tersebut, Ahok yang saat ini menjabat sebagai Wagub DKI, telah mengundurkan diri dari partainya yaitu Partai Blekok Merah*
Mang Opik sang provokator, yang juga berasal dari Partai Blekok Merah*, tampaknya belum puas dengan tindakan pengunduran diri Ahok, malah menantang Ahok untuk melepaskan status kewarganegaraan Republik Indonesia.
"Hmmm....
Di luar dari Partai Blekok Merah*, pasangan setianya dalam koalisi, yang telah berani menamakan diri Koalisi Permanen (padahal ternyata hanya koalisi permen abal abal), ikut campur juga Sekjen Pekaes, Mas Wahid, dengan segala macam alasan yang aneh aneh, menantang Ahok untuk melepas jabatannya sebagai Wagub DKI.
"Hmmm....
Dalam hal ini, saya benar benar tidak habis pikir, kenapa orang sekelas Mang Opik dan Mas Wahid, mengeluarkan statement yang benar benar ngawur seperti itu.
Apa memang Mang Opik, orang yang ga ngerti aturan dan undang undang, jadi mengeluarkan ocehan kelas cere begitu? Apa sambungannya, mengundurkan diri dari partai dengan melepas status kewarganegaraan? Apa, untuk bisa menjadi Warga Negara republik ini, semua orang harus ikut dalam partai politik,? Lalu bagaimana dengan masyarakat yang sekarang tidak mempunyai parpol bahkan dalam pileg dan pilpres kemarin memilih Golput, apa semua juga harus melepas Kewarganegaraannya?
"Ampun deh..... " "Mikir dulu napa kalo mau ngemeng, Pik....
Lalu, kenapa juga Mas Wahid berani ikut ngoceh, urusan Rumah Tangga orang lain? itu urusan Ahok dan partainya kan? Apa karena Mas Wahid sedang ga ada yang diurus lagi, atau memang Mas Wahid itu memang ga tau etika jadi mau mencampuri urusan partai orang?
"Urus aja partai sendiri, Hid...." "Ga perlu campurin urusan partai orang, ntu bukan urusan ente, faham?.