Disebut sebagai pengkhianat dan didongkel dari jabatannya sebagai Kabareskrim, Komjen Pol Suhardi Alius akhirnya tersingkir dari bursa calon Kapolri...
Komjen Pol Suhardi Alius, yang ditengarai telah bekerja sama dengan KPK, dengan jalan memberikan data rekening gendut Komjen Budi Gunawan ke KPK, akhirnya harus rela disingkirkan oleh Kompolnas dari bursa calon Kapolri.
Seperti kita tahu bahwa, Ketua Kompolnas adalah Menkumham Tedjo Edhy, merupakan orang titipan dari Partai Nasdem, yang dipilih oleh rakyat yang tidak jelas dan menganggap seakan-akan pekerjaan buruh adalah sebuah pekerjaan yang rendah.
Sebuah dalih dicari untuk bisa menyingkirkan Komjen Pol Suhardi Alius, seorang calon Kapolri yang mau bekerja dengan KPK. Karena Komjen Pol Suhardi Alius berasal dari angkatan 1985, maka Kompolnas mendapat alasan yaitu mencari Kapolri dari angkatan 1982-1984.
Sedangkan, untuk bisa membuat Kabareskrim Budi Waseso masuk ke dalam bursa calon Kapolri, maka Inspektur Jenderal Budi Waseso dinaikkan pangkatnya menjadi Komjen Pol, beberapa hari setelah Budi Waseso menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto.
Miris melihat kenyataan yang terang benderang seperti ini...
Pedih mata membaca dan menonton berita seperti ini...
Makin sedih rasanya hati ini, manakala melihat kelakuan para pengambil keputusan yang seperti ini...
Mereka benar-benar menganggap rakyat Indonesia terlalu goblog dan tolol, sehingga mereka semaunya mau membuat pertunjukan akrobat yang sangat vulgar di depan rakyat...
Mereka menganggap seakan-akan rakyat Indonesia super bodoh sehingga tidak tahu dan bisa menerima semua alasan yang dibuat buat seperti itu...
Suatu pertunjukan yang sangat konyol, manakala ada seorang perwira tinggi polisi yang bekerja sama dengan KPK namun harus tersingkir. Dan sebaliknya, perwira polisi yang sudah berani kurang ajar terhadap atasannya malah dinaikkan pangkat dan diangkat sebagai salah satu calon kapolri...