Lihat ke Halaman Asli

Mike Reyssent

TERVERIFIKASI

Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia

Angpao Besar dari Jokowi

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14243361791198214784

Tahun Kuda kayu seperti ciri khasnya yang penuh gejolak dan membuat lelah semua pihak telah berakhir dan disambut dengan tahun Kambing kayu yang cenderung lebih tenang. Berakhirnya tahun Kuda kayu dan menyambut datangnya tahun Kambing kayu, ditandai dengan jelas dengan berakhirnya polemik dan perseteruan panjang antara Polri Vs KPK yang begitu panjang dan melelahkan semua pihak.

Ketika Presiden Jokowi membuat keputusan untuk membatalkan pencalonan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri baru dan mengajukan Plt Kapolri Komjen Badrodin Haiti untuk menjadi Kapolri serta memberhentikan sementara dua petinggi KPK, itu bisa dianggap sebagai jalan terbaik yang bisa diambil oleh presiden, bisa meredam dan membuat tenang semua pihak.

Ketika hakim Sarpin Rizaldi membuat keputusan konyol dan sangat berani dalam sidang praperadilan, untuk bisa menghantam institusi pemerintah yang giat memasukan koruptor ke penjara serta merta disambut dengan suka cita dan pesta pora para pegiat korupsi.

Kesuksesan para pegiat korupsi negeri ini yang memenangkan sidang praperadilan tidak luput dari banyaknya dukungan dari berbagai pihak.

Pertarungan panjang kedua kubu sudah sejak lama terjadi tanpa pernah ada indikasi siapa yang bakal keluar sebagai pemenangnya. Kemenangan kemenangan kecil yang telah diraih oleh pihak anti korupsi, hanya memicu makin bertambahnya dukungan kepada para koruptor saja. Makin banyak orang yang ditangkap oleh KPK maka makin banyak juga pihak yang sakit hati terhadap KPK.

Puncak pertarungan kedua kubu terjadi sejak Komjen Pol Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Dan sejak saat itu sudah bisa diprediksi bahwa kekalahan pasti akan diderita oleh kubu yang anti korupsi. Perlahan tapi pasti kemenangan bisa diraih oleh para pendukung koruptor ini.

Bisa dibayangkan berapa besar kekuatan para pegiat korupsi negeri ini bila pemerintah, legislatif dan yudikatif bahkan masyarakat bersama sama mendukung mereka. Bisa dibayangkan betapa besarnya tekanan yang dialami oleh lawannya yaitu pegiat anti korupsi.

*****

Aksi dukung mendukung, hajar menghajar dan hantam menghantam antara si kecil melawan kekuatan super, disertai dengan aksi fitnah yang berlebihan bukan kali ini saja terjadi...

Teringat kembali pada saat masa kampanye pilpres beberapa bulan lalu...

Ketika masa kampanye pilpres, media yang mendukung pasangan Jokowi-JK kalah jumlah dan kalah kekuatan bila dibandingkan oleh pasangan Prabowo Hatta. Hanya Metrotv yang terang terangan dan Kompastv yang bisa dibilang “agak berimbang” jika dibandingkan pasangan Prabowo-Hatta yang didukung oleh MNC Group (MNCTV, RCTI, Global) dan Vivanews (Tvone dan ANTV).

Begitu juga dengan kekuatan partai politik, pasangan Jokowi-JK hanya didukung oleh PDIP, Partai Nasdem, PKB setengah dari Hanura dan PKPI (207 kursi DPR) dibanding pasangan Prabowo-Hatta yang didukung oleh Gerindra, Golkar, PAN, PPP, dan PKS (292 kursi DPR) masih ditambah dengan Partai Demokrat yang mempunyai 61 kursi.

Serangan sedemikian gencar dilakukan untuk menghancurkan reputasi Jokowi. Semua media berita pro Prabowo-Hatta berlomba lomba membuat berita yang berbeda dengan fakta untuk bisa menggiring opini masyarakat. Bahkan sampai menggunakan cara cara yang tidak etis yaitu kampanye hitam oleh “Obor Rakyat” yang didukung oleh orang istana!!!

Hanya Metrotv, KompasTv dan para Relawan yang sibuk memuat berita serta tulisan untuk menangkis berita berita miring tersebut. Melihat kekuatan seperti itu dan ditambah serangan berita yang memojokan pasangan Jokowi-JK maka bisa diprediksi bahwa pasangan Pabowo-Hata akan bisa meraih kemenangan dengan sangat mudah, apalagi pemerintah saat itu juga mendukung kubu Prabowo-Hatta.

Namun apa yang terjadi kemudian? Fakta berbicara sebaliknya...

Pasangan Jokowi-JK bisa memutar balikan semua prediksi masyarakat dengan meraih 53,15% suara dibanding dengan 46,85% untuk memenangkan pilpres 2014.

****

Dalam kasus pencalonan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri, sejarah pilpres yang baru saja berlalu, terulang kembali dengan begitu cepat. Peran serta media sangat besar dalam kasus yang telah menyedot perhatian publik ini.

Presiden Jokowi kali ini berhadapan dengan lawan yang jauh lebih hebat dibandingkan sewaktu kampanye pilpres lalu. Dalam kasus Polri-KPK atau desakan untuk menjadikan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri, Presiden Jokowi terlihat hanya dibantu separuh relawan saja berhadapan dengan seluruh parpol yang masih ditambah dengan semua intitusi negeri ini.

Hampir seluruh kekuatan bangsa ini menekan Presiden Jokowi untuk melantik Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri. Begitu juga dengan media tipi, hampir semua media berita menggiring opini masyarakat.

MetroTv yang pada saat kampanye pilpres mendukung Jokowi, sekarang malah menghantam Presiden Jokowi dengan berita yang menyudutkan, dan tak urung itu membuat suara relawan yang dulu bersatu padu membela Jokowi sekarang menjadi terpecah belah.

Hanya tersisa KompasTv, yang konsisten untuk memuat berita yang berimbang sehingga itu bisa membuat sebagian relawan yang masih setia mendukung Presiden Jokowi mendapat sedikit harapan.

Banyak pihak memprediksi bahwa Komjen Budi Gunawan akan bisa memenangkan pertarungan ini dengan mudah dan bisa dilantik menjadi Kapolri atau setidaknya menjadikan Budi yang calon besannyalah yang akan menjadi Kapolri.

Tapi apa yang terjadi kemudian? Lagi lagi Presiden Jokowi, membuat keputusan yang mengejutkan dan memutar balikan semua prediksi. Dengan keputusannya itu bisa diartikan bahwa Presiden Jokowi ternyata masih mau mendengar nurani rakyat.

***Dalam rangka menyambut hari raya Imlek 2566, melalui keputusannya, Presiden Jokowi telah memberikan sebuah angpao besar dan berarti banyak untuk rakyat Indonesia.

***Kepada Presiden Jokowi, kami ucapkan terima kasih untuk angpaonya yang sangat besar...

***Angpao ini sangat besar artinya buat kami para pegiat anti korupsi yang akan terus berteriak untuk memperbaiki bangsa ini dan melawan para koruptor...

1424336230156179622

"Gōngxǐ fācái Xīnnián kuàilè" (新年快樂)

Salam Damai...

(Gambar 1)

(Gambar 2)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline