Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan Inklusif Guna Mendorong Transisi Ekonomi Hijau

Diperbarui: 12 Oktober 2024   09:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Ekonomi hijau adalah sistem ekonomi yang bertujuan untuk memajukan pembangunan berkelanjutan sambil mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan ekologi. Konsep ini memberikan penekanan khusus pada pentingnya kesehatan lingkungan, kesetaraan sosial, dan kelangsungan ekonomi. Konsep keberlanjutan merupakan hal yang mendasar dalam prinsip-prinsip ekonomi hijau. Tujuannya adalah untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan untuk menjaga lingkungan dan sumber daya alam untuk generasi mendatang. Efisiensi sumber daya adalah prinsip utama ekonomi hijau. Pemanfaatan sumber daya secara efisien merupakan aspek fundamental dari ekonomi hijau, karena meminimalkan limbah dan mengurangi konsumsi energi. Transisi ke sumber energi terbarukan dan pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil merupakan strategi penting untuk memerangi perubahan iklim. Perlindungan keanekaragaman hayati adalah elemen penting lainnya dari ekonomi hijau, karena hal ini melestarikan ekosistem dan satwa liar, menjaga keseimbangan ekologi planet ini. Inklusi sosial juga merupakan prinsip utama, memastikan bahwa peluang ekonomi dapat diakses oleh semua orang, mengurangi ketidaksetaraan, dan mempromosikan praktik ketenagakerjaan yang adil. Pada intinya, ekonomi hijau bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi sambil menjaga lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Oleh sebab itu sebagai suatu wawasan keilmuan, konsep ekonomi hijau harus disosialisasikan dalam bentuk pendidikan yang inklusif. Oleh sebab itu, untuk terus bergerak maju dengan transisi hijau, orang-orang perlu terus belajar sepanjang hidup mereka. Ini berarti membuat perubahan besar pada cara kita belajar. Hal ini memiliki implikasi besar terhadap cara kita melakukan pendidikan dan pelatihan. Kita perlu memodernisasi praktik pengajaran dan pembelajaran, memikirkan kembali cara kita mengatur berbagai hal, memastikan bahwa kita memiliki cara yang baik untuk memvalidasi keterampilan yang dikembangkan orang sepanjang hidup mereka, dan mendorong kemitraan di antara berbagai aktor. Secara khusus, sistem pendidikan dan pelatihan formal harus memastikan bahwa, sejak usia dini hingga lulus dan di semua jenis pendidikan, semua peserta didik siap untuk hidup dan bekerja di pasar tenaga kerja ekonomi hijau. Hal ini berarti membuat perubahan pada kurikulum sebagian besar mata pelajaran, metode pengajaran dan lingkungan belajar (tempat kerja, pusat pelatihan, ruang virtual, dan ruang sosial lainnya), serta sebagian besar mekanisme penilaian. Pendekatan yang berpusat pada peserta didik ini juga berarti bahwa para guru dan pelatih perlu mempelajari keterampilan baru untuk membuat metode mereka lebih modern dan mengajarkan nilai-nilai keberlanjutan di kelas. Kita juga perlu memastikan bahwa masyarakat memiliki akses ke pembelajaran non-formal dan informal sehingga mereka dapat memperoleh keterampilan yang mereka butuhkan untuk transisi hijau. Ini berarti kita perlu berinvestasi lebih banyak dalam pendidikan publik dan swasta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline