Lihat ke Halaman Asli

Mikail Jaman

IG @MikailJaman Twitter @MikailJaman

Bersiap Kemungkinan Resesi Akibat Corona

Diperbarui: 1 Maret 2020   20:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi dampak virus corona. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Novel Corona Virus Covid-19 bukan hanya memakan 2,900 korban jiwa dan 86,500 korban terinfeksi tetapi juga berdampak sangat serius kepada perekonomian. Jatuhnya indeks harga saham di pasar-pasar modal di dunia jadi pertanda pesimisme secara global terhadap dampak wabah corona.

Akibat wabah corona di RRC, aktivitas bisnis, produksi, kantor dan perdagangan terpaksa dihentikan atau tutup sementara. Pemerintah RRC juga berusaha memitigasi penyebaran wabah dengan mengendalikan kegiatan masyarakat melalui pengawasan yang ketat. Ini menyebabkan berhentinya pasokan barang dari RRC. Padahal hampir seluruh barang di dunia adalah made-in-china dan sekarang mendadak dunia kehilangan pasokan barang dari RRC.

Virus corona telah membuat sebagian besar masyarakat dunia menjadi paranoid. Untuk mencegah penyebaran virus corona maka berbagai negara menghentikan lalu lintas dari/dan menuju RRC termasuk melarang masuknya penduduk dari pusat wabah yaitu RRC ke negaranya.

Ditambah lagi, merebaknya wabah corona di Italy akibat pemerintahnya yang tidak terlalu responsif. Kejadian ini dapat mendorong negara lain untuk memperketat responnya sehingga dapat menghambat arus barang dan manusia, ujung-ujungnya yaitu negatif bagi perekonomian.

Wabah Covid-19 telah melumpuhkan aktivitas sektor retail dan pariwisata khususnya di negara yang terdampak dan negara destinasi turis asal RRC. Toko, kafe, butik, juga hotel bahkan penerbangan terpaksa mengurangi kegiatan secara signifikan karena tidak ada pembelian. Masyarakat yang bekerja di sektor tersebut sudah merasakan dampaknya karena lapangan kerja yang berkurang.

Aktivitas perekonomian erat kaitannya dengan global supply chain, yaitu aktivitas proses produksi yang membutuhkan pasokan bahan baku dari negara lain. Misalkan barang A yang di produksi di Indonesia dengan komponen bahan bakunya diperoleh dari negara lain seperti RRC. 

Akibatnya jika tidak ada pasokan bahan baku dari RRC akan menyebabkan berhentinya aktivitas produksi pabrik di Indonesia. Pekerjaan akan berkurang dan penghasilan masyarakat Indonesia.

RRC adalah destinasi ekspor utama produk dari Indonesia dari produk makanan hingga batu bara, logam dan mineral. Berhentinya produksi pabrik di RRC otomatis akan mengurangi konsumsi energi di RRC. Juga mengurangi jumlah pembelian batu bara dari Indonesia. 

Begitupun dengan bahan baku logam dan mineral yang akan berkurang. Tercatat perusahaan besar seperti Toyota, Starbucks, McDonalds, Apple and Volkswagen sudah menghentikan kegiatan produksi maupun bisnisnya di RRC. 

Bahkan Apple sendiri telah merevisi proyeksi pendapatannya akibat dari dampak wabah ini. Harga saham Apple pun juga turun, dan tidak hanya Apple sendirian yang mengalami penurunan harga saham, secara umum harga saham di pasar modal mengalami penurunan nilai.

Keputusan-keputusan bisnis selama ini didasari oleh asumsi keberlanjutan dari pertumbuhan ekonomi global. Jatuhnya indeks harga saham gabungan di pasar-pasar modal menjadi pertanda dari kekhawatiran masyarakat bisnis terhadap kelanjutan ekonomi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline