Lihat ke Halaman Asli

ichsan mikail

Full time blogger

Star Wars, My Movies

Diperbarui: 20 April 2023   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pxfuel

Meski semesta Star Wars (SW) bercorak klasik dibanding latar sinema kekinian, genre sains fikfan (fiksi fantasi) yang diusungnya senantiasa relevan di dunia sungguhan sejak awal kehidupan sampai kapanpun. Peperangan sejati cerita rekaan arahan George Lucas itu adalah para pendekar luar angkasa melawan kepentingan iblis yang diwakili sesama manusia.

SW dengan mencolok menampilkan zaman berteknologi maju beberapa dekade di muka (mungkin seabad kemudian). Tampilan usang bergaya retro pada keseluruhan film tetap dipertahankan begitu artistik ; keistimewaan arsitektur dan peralatan tempurnya tentu subjektif, terutama bagi milenial. Memang ada apa lagi di tahun 70-an? Jelas generasi kontemporer akan semakin berjarak dengan era tersebut. SW adalah film yang punya karakter dari segi penokohan dan setting.

Sebetulnya sudut pandang futuristik abad 20 kurang ngepop, meskipun ia tidak menghambat animo penggemar dan penonton baru. Kupikir SW bakal terus ditonton termasuk berbagai subplot (SW story dan serial), dengan urat nadi cerita yang diperluas. Orang boleh berbeda soal estetika. Aku sendiri menganggap tidak ada salahnya lekuk desain SW bertolak dari pemandangan abad 21.

Mencampur fitur sains dan gaib agak bertentangan dengan ulasanku mengenai kisah superhero. Beda SW ialah tokoh-tokohnya baik protagonis maupun antagonis dipersenjatai dengan sihir. Unsur sihir dalam fantasi memang sulit dihindari. Saya sendiri mengalami dilema sebagai seorang muslim yang menulis buku fiksi.

Sangat disayangkan jika franchise SW menghilangkan peran Iblis pada berbagai penayangan dan episode berikutnya di masa depan. Porsi boleh dikurangi seperti salah satu prekuel bertajuk Star Wars Story - Solo. Biarpun tidak di alur utama, film ini salah satu yang terbaik.

flickr


Misteri para pemimpin dunia

Kejanggalan tindak tanduk pemerintahan Jokowi terendus motif idiologis, padahal Presiden China Xi Jinping mungkin hanya ingin cari untung besar. Itulah China, jika tidak ya...barangkali menjalankan peran proxy negara lain. Sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim pastilah berpotensi dikerjai setan (sifat buruk manusia). Kiprah buruk Joko Widodo telah menjadi misteri besar sampai orang mempercayai Jokowi punya ruangan khusus di istana besarnya berkonsultasi dengan klenik, mungkin ruang lobi rahasia.

Indonesia menuju kebangkrutan sebagaimana kebijakan irasional Uni Eropa mengorbankan negara-negara besar dan rakyatnya demi perang orang lain. Terlalu naif kiranya para pemimpin Eropa hendak memberi keuntungan terselubung kepada Amerika Serikat. Tiba-tiba peperangan Rusia-Ukraina lebih seperti pelemahan warga Eropa secara berencana. Semoga cuan besar segera membantu pemulihan perekonomian USA sehingga perang dihentikan dan Eropa kembali mendapat pasokan bahan bakar dari Rusia.

Selain itu, sebagai seseorang  yang dianggap antitesis Jokowi, apakah Anies Baswedan telah bergabung dalam klub sosial-politik-ekonomi terkuat di dunia? Itu akan sangat membantu dia meraih tampuk kekuasaan presiden RI. Saya mendengarkan khotbah jalanan mengabarkan isu dari channel-channel liar Youtube, bahwa Lincoln dan Kennedy menolak memenuhi permintaan -entah urusan mendaftar atau trade off- organisasi berpengaruh bukan rahasia umum itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline