Lihat ke Halaman Asli

Mikael Kevin

Mahasiswa Prodi Ilmu Administrasi Kepelabuhanan Stiamak Barunawati

Kisah Kehidupan Pribadiku Berpisah dengan Orangtua karena Harus Merantau ke Surabaya

Diperbarui: 19 Oktober 2020   08:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

d

Shalom...

Halo semua perkenalan saya Mikael Kevin saya berasal dari Kota Solo atau lebih di kenal dengan nama Kota Surakarta, kali ini aku akan menceritakan sedikit kisah tentang hidupku dari lahir hingga sekarang.

Saya Mikael Kevin anak pertama dari 4 bersaudara, pada saat saya kecil saya hidup bersama ibu saya dan juga nenek, ayah saya meninggal waktu saya berumur 2 tahun, beliau adalah sosok yang hebat menjadi pelindung negara dan pelindung ibu dan aku,ibu ku pernah bercerita ayahku meninggal pada saat bertugas di Aceh 24 Desember 2004 dan pada hari itu terjadi Tsunami, karena kejadian itu ayah ku menghilang dan belum pernah di temukan sampai sekarang, dan sekarang ibu ku yang berjuang untuk ku dan adik adikku,  ibu saya adalah wanita yang paling saya kagumi, beliau bekerja keras pergi keluar kota mencari pekerjaan demi aku dan adik adik ku. 

Dari kecil aku bisa di bilang anak yang nakal dan bandel bahkan dulu aku sering pergi bermain dari pagi hingga larut malam dengan kakak sepupu ku, ibu ku sangat khawatir tentunya.

Singkat cerita pada saat aku ingin di bawa oleh Om ku atau adik dari ibu ku, aku sangat sedih karena harus meninggalkan ibu ku, tidak bisa melihat beliau lagi, aku selalu bertanya tanya kenapa ibuku membiarkan ku pergi begitu saja. Aku merasa pada waktu itu ibu ku tidak sudah tidak sayang lagi kepadaku. 

Namanya juga masih kecil ya pasti nya ingin selalu dekat dengan ibu nya bukan hehehe, saat 2 tahun aku bersama om ku di Kota Surabaya yang sangat besar ini aku selalu menjadi pribadi yang menyendiri, dari yang dulu nya aku adalah anak yang bandel dan aktif semua berubah karena didalam diriku yang aku fikir kan hanyalah wajah ibu ku, aku ingin tau kabar beliau seperti apa, aku tidak bisa tau kabar beliau karena aku tidak pernah memegang yang nanya handphone apalagi komputer, aku selalu di larang memegang handphone dan komputer karena pasti aku di kira selalu bermain game, padahal hal yang aku ingin kan adalah ingin tau kabar ibu ku, dan setelah 5 tahun berjalan ini lah diriku saat ini, aku sudah mengerti kenapa ibuku membiarkan ku pergi, mungkin agar aku bisa menjadi pribadi yang mandiri, tidak malas dan hanya manja manja saja, kata ibu ku. 

"Kamu adalah laki-laki yang akan menjadi seseorang yang hebat bersama pasanganmu nanti" dari kata kata itu aku paham apa yang di maksudkan beliau, mungkin beliau memberitahu aku harus menjadi orang yang mandiri, tidak egois, memiliki pribadi yang baik dan tentunya menyayangi siapapun pasangan yang akan bersama ku nanti.

Kemarin pada saat paskah akhirnya aku bisa bertemu ibu ku, aku bisa melepaskan rasa rindu yang sangat dalam, tetapi itu semua berlalu cepat tidak sebanding dengan aku berpisah dengan beliau.

Mungkin sekian dulu cerita dari pengalaman ku, mungkin bisa jadi pelajaran untuk kalian yang masih belum menghargai perjuangan orang tua kalian, hargailah beliau luarbiasa ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline