Lihat ke Halaman Asli

Prabowo dan Trump bagi Ekonomi Indonesia, Peluang atau Ancaman?

Diperbarui: 20 November 2024   23:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemenangan Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia dan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat menciptakan peluang kerja sama strategis yang dapat membawa manfaat signifikan bagi ekonomi Indonesia. 

Dalam konteks geopolitik dan ekonomi global yang dinamis, hubungan kedua pemimpin ini memiliki potensi memperkuat posisi Indonesia di tingkat internasional. Namun, ada tantangan besar yang harus diantisipasi untuk memaksimalkan keuntungan dari hubungan ini.

Peluang Ekonomi dari Kolaborasi Bilateral

  1. Investasi Infrastruktur yang Lebih Besar
    Trump dikenal dengan pendekatan pro-infrastruktur selama masa kepemimpinannya sebelumnya, mendorong pembangunan besar-besaran untuk meningkatkan daya saing ekonomi domestik. Pendekatan serupa dapat diadaptasi oleh pemerintahan Prabowo. Investasi dalam jalan tol, pelabuhan, bandara, dan jalur kereta api tidak hanya meningkatkan efisiensi logistik nasional tetapi juga membuka peluang besar untuk sektor pariwisata dan perdagangan internasional.

    Dengan dukungan AS, Indonesia juga dapat menarik investasi dalam teknologi konstruksi canggih dan pembiayaan proyek infrastruktur. Hal ini penting untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah dan akses ke pasar internasional.

  2. Pemberdayaan UKM Melalui Teknologi
    Salah satu dampak positif dari proteksionisme Trump adalah dorongan untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia agar memperkuat sektor domestik. Pemerintahan Prabowo dapat memanfaatkan momentum ini untuk mengembangkan UKM melalui pelatihan digital, e-commerce, dan pengembangan produk berbasis inovasi. Dengan akses pasar global yang lebih luas, UKM dapat berkontribusi lebih besar pada pertumbuhan ekonomi nasional.

  3. Diversifikasi Mitra Dagang dan Pasar Baru
    Kebijakan "America First" Trump mungkin memaksa Indonesia untuk lebih aktif dalam diversifikasi perdagangan. ASEAN, Asia Timur, dan kawasan Pasifik menawarkan peluang besar untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada pasar AS. Perjanjian perdagangan regional seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dapat menjadi platform untuk memperluas jaringan pasar dan transfer teknologi.

  4. Peningkatan Keberlanjutan dan Energi Hijau
    Meskipun Trump tidak memprioritaskan isu lingkungan, Indonesia dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk menjadi pemimpin global dalam energi hijau. Dengan mempromosikan produk ramah lingkungan dan memperluas investasi di sektor energi terbarukan, Indonesia dapat menarik perhatian investor internasional yang fokus pada keberlanjutan7.

Tantangan yang Harus Diantisipasi

  1. Tekanan Nilai Tukar Rupiah
    Dengan kebijakan fiskal AS yang cenderung memperkuat dolar, nilai tukar rupiah berisiko melemah. Hal ini dapat meningkatkan biaya impor dan membatasi investasi asing di Indonesia. Bank Indonesia perlu terus menjaga stabilitas moneter dengan kebijakan suku bunga yang fleksibel.

  2. Ketegangan Geopolitik dan Perdagangan
    Di bawah Trump, ketegangan antara AS dan Tiongkok dapat memengaruhi rantai pasok global. Indonesia harus memperkuat kerja sama regional dan berinovasi untuk mengatasi hambatan perdagangan yang muncul dari ketegangan ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline