Lihat ke Halaman Asli

Mika

Pelajar

Cintailah Budaya Indonesia, Tidak Hanya Produknya

Diperbarui: 2 Desember 2023   12:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mk 2023

"Agar persatuan dan kepedulian tak makin pudar, teruslah menjunjung tinggi sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia." -- Bung Hatta

Pergerakan nasionalisme di Indonesia lahir pada tahun 1908, saat Budi Utomo lahir. Setelah itu muncullah organisasi-organisasi lainnya seperti Sarekat Islam, Perhimpunan Indonesia, Partai Nasional Indonesia, dan organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatera. Meskipun organisas-organisasi tersebut berbeda-beda dalam segi konsep, ruang lingkup, dll., mereka semua memiliki tujuan yang sama yaitu berjuang untuk melawan penjajah. Setelah kemerdekaan Indonesia, konsep nasionalisme menjadi dasar negara Indonesia yaitu Pancasila, UUD 1945, dan semboyan kita "Bhinneka Tunggal Ika".

Nasionalisme ini berarti suatu paham bahwa kita harus setia kepada negara kebangsaan kita. Tidak hanya itu, nasionalisme juga berarti sikap dan tingkah laku seseorang yang menunjukkan loyalitas terhadap bangsa dan negaranya.

Rasa nasionalisme yang bertumbuh di pemuda-pemuda jaman dahulu mendorong mereka untuk berjuang untuk negara Indonesia. Mereka mempunyai keinginan untuk merdeka, untuk berjuang demi kemerdekaan. Karena itulah Indon esia dapat merdeka dan bersatu hingga saat ini.

Kita sebagai penerus bangsa harus mulai menumbuhkan rasa nasionalisme itu. Tetapi, di zaman sekarang yang sudah modern, banyak remaja-remaja yang mungkin tanpa disadari mulai kehilangan rasa nasionalisme mereka.

Saat ini kita berada di era globalisasi, ditambah lagi belakangan ini kita bisa menemukan teknologi dimana-mana. Melalui teknologi, berbagi dan menerima informasi dari berbagai daerah di dunia menjadi jauh lebih gampang. Akibatnya, banyak budaya dan kebiasaan dari luar negeri masuk ke Indonesia, hal tersebut berpengaruh pada rasa nasionalisme di diri kita masing-masing, terutama bagi pelajar yang sering terekspos dengan teknologi. Jika rasa nasionalisme kita hilang, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia terancam.

Contohnya, remaja-remaja sekarang lebih mengikuti budaya luar, dibandingkan budaya sendiri. Bahkan pemikiran dari luar negeri juga bisa berpengaruh pada pelajar Indonesia, seperti sikap individualisme, mereka hanya memikirkan diri sendiri.

Tetapi tidak hanya karena pengaruh luar, hilangnya rasa nasionalisme yang dimiliki pelajar bisa diakibatkan hal-hal yang terjadi di negaranya sendiri. Yang dimaksud adalah, saat ini masih saja ada pemerintah Indonesia yang korupsi, karena itu pelajar bisa merasa kecewa. Juga, lingkungan seseorang bisa saja tidak mencerminkan rasa nasionalisme. Pelajar juga bisa melihat seberapa majunya negara lain dibanding Indonesia, sehingga mereka lebih memilih negara itu dibanding negaranya sendiri.

Jika rasa nasionalisme hilang di diri kita, Indonesia bisa terancam. Bangsa kita bisa terpecah karena mudah terpengaruh oleh budaya, kebiasaan, dan pemikiran dari luar negeri. Banyak budaya dari barat yang masuk ke Indonesia dan kemudian gampang diterima oleh remaja, hal itu membuat budaya Indonesia pelan-pelan menghilang.

Ada banyak hal yang bisa menumbuhkan rasa nasionalisme untuk pelajar remaja, seperti menerima pengertian di sekolah. Tidak hanya itu, menurut saya, peran orang dewasa di sekitar remaja sangatlah penting untuk menumbuhkan rasa nasionalisme mereka harus menjadi contoh yang baik. Begitupun dengan orang-orang di pemerintah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline