Lihat ke Halaman Asli

Mika Andi Sihombing

Seorang pribadi yang ingin terus belajar dan menjadi lebih baik lagi.

Dari Seorang Tunasusila menjadi Seorang Penginjil

Diperbarui: 12 November 2021   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

           Kita tidak pernah tahu apa yang akan kita hadapi kedepannya, bukan hanya sebulan, seminggu, sehari, namun sedetik kedepanpun kita tidak akan pernah tahu apa yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita. Ada banyak hal yang kita tidak menegerti mengapa harus terjadi di dalam kehidupan kita. Kadang kala ada waktunya Tuhan izinkan kita melewati masa-masa yang begitu indah, kita melalui sumber mata air yang penuh dengan berkat kemurahan Tuhan. Disisi lain ada kalanya kita melewati masa-masa sulit yang penuh tantangan dan deru air mata harus kita lewati, kita harus melewati padang gurun Tuhan.

            Bila kita membaca Alkitab dan mencermati apa yang kita baca, ada banyak hal-hal yang harus dilewati oleh tokoh-tokoh Alkitab. Ada kalanya mereka memiliki kemenangan yang gilang gemilang, namun tidak dipungkiri ada banyak proses yang harus  mereka lewati sebelum mendapatkan hal itu. Artinya dalam setiap masa kehidupan tokoh-tokoh Alkitabpun, mereka terlebih dahulu mengalami masa "Pendidikan Tuhan". Artinya sebelum kitapun para pejuang iman yang ada tertulis di Alkitab sudah terlebih dahulu merasakannya, sehingga kitapun harus menjadikan teladan mereka dalam menjalani kehidupan ini.

            Dalam tulisan ini saya ingin mencoba membahas salah satu tokoh yang menurut saya luar biasa dibentuk dalam kehidupannya sebelum perjumpaan dengan Tuhan Yesus Kristus.seperti yang penulis katakan diawal penulisan artikel ini, bahwa tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi bahkan sedetik kedepan sekkalipun. Tokoh ini tercatat dalam Injil kitab Yoh 4:1-42. Sebenarnya ada banyak cerita mengenai tokoh-tokoh lain, namun dalam artikel kali ini, penulis juga ingin mengupas mengenai bagaimana Yesus Kristus melakukan tugas dari Bapa untuk menyelamatkan yang hilang, dewasa ini kita menyebut kegiatan ini dengan sebutan "Pastoral Konseling".

            Ada banyak cara Yesus untuk memenangkan jiwa-jiwa yang terhilang. Salah satu yang ingin penulis bahas adalah bagaimana Yesus secara langsung menemui wanita berdosa  ini secara pribadi. Awal bacaan di Perikop ini dikatakan bahwa Yesus memang sedang ingin meninggalkan daerah pelayanan dia saat itu untuk menuju tempat lain. Iapun pergi meninggalkan Yudea dan kembali ke Galilea namun harus melewati daerah Samaria. Saya beranggapan bahwa kata yang menyatakan "harus" disini itu untuk menunjukkan seberapa bernilainya seorang wanita dalam pandangan Tuhan untuk menjumpainya secara langsung. Yesus tahu betul keadaan wanita tersebut, dan timing Yesus untuk melewati dan sampai di kota itu menuju sumur kota itu juga sangat tepat sekali. Tentu saja ini hal yang sengaja Yesus lakukan untuk dapat berjumpa secara pribadi dengan wanita Samaria tersebut.

            Penulis kira Yesus adalah Tuhan yang sangat kreatif, dimana dia mengatur segala sesuatu sedemikian rupa demi mendatangkan kebaikan bagi wanita Samaria ini. Dari pasal diatas diketahui bahwa Yesus hanya menjumpai seorang wanita ini tanpa adanya gangguan dari siapapun, termasuk dari murid-muridnya sekalipun. Ia tahu dengan betul jika murid-muridnya ikut dalam pertemuan ini, maka ada kemungkinan bahwa murid-muridnya akan mengolok-olok si wanita btersebut. Bukan hanya karena pada waktu itu orang Yahudi tidak berteman dengan orang Samaria, tapi juga bila murid-murid tahu kondisi si wanita ini yang sebenarnya maka mereka kemungkinan malah mengajak Yesus untuk pergi dari situ. Namun hal ini yang menjadi semakin menarik, bagaimana Yesus mengajarkan dasar-dasar pastoral konseling jauh sebelum pada waktu itu.

Yesus datang pada saat wanita tersebut merasa sangat hancur sekali, dan ia langsung menyentuh terhadap masalah yang dihadapi wanita ini. Wanita tersebut sengaja datang ke sumur itu yang adalah memang merupakan kebutuhan setiap manusia untuk minum air secara teratur. Tapi ia sengaja memilih waktu dimana tidak banyak orang yang harus ia temui, dengan kata lain ia sengaja menghindar dari penduduk kota tersebut karena ia mungkin malu dengan kondisinya sendiri pada waktu itu. Yesus yang penuh kasih memulai percakapan dengan sapaan yang begitu damai dan penuh kasih, Ia menyatakan kerinduannya dengan perkataan "Berilah Aku minum."  Berawal dari perkataan yang penuh kasih ini berlanjut dengan komunikasi dua arah yang sangat dalam.

            Yesus tidak pernah memandang seseorang dari sudut pandang keberdosaan manusia itu, tapi Dia melihat dari sudut pandang Allah sendiri. Yesus menyatakan akar permasalahan yang dihadapi wanita ini secara langsung. Yesus tidak langsung menyatakan namun terlebih dahulu melakukan komunikasi dua arah karena Yesus menginginkan kejujuran hati wanita ini, tanpa kejujuran akan kehancuran hati kita, kita tidak layak dihadapan Tuhan. Dalam ayat 13 Yesus mulai menyinggung tentang air hidup. Wanita tersebut mulai tertarik dengan bahasan Yesus, bahkan sebelumnya wanita ini sebenarnya tidak ingin bertemu dan bercakap dengan Yesus karena ia menyinggung tentang perselisihan orang Yahudi dengan orang Samaria. Namun Yesus tidak kehabisan akal untuk menyelamatkan wanita ini sehingga Yesus menyinggung tentang air kehidupan yang adalah diriNya sendiri, sehingga mereka terus bercakap-cakap. Sampai di ayat ke 26 yang pada akhirnya Yesus secara langsunng menyatakan siapa dirinya sendiri.

            Pada saat itu murid-murid Yesus datang dan menjumpai Yesus dan wanita ini sedang bercakap-cakap. Tetapi wanita ini pergi meninggalkan tempat itu dan menuju kota dan tempat keramaian dan mulai menyiarkan kabar baik tentang Yesus Kristus dan keselamatan. Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan seseorang pasti melewati yang namanya saringan perizinan Tuhan sendiri, sehingga apapun yang telah dilewati oleh wanita ini juga Tuhan izinkan, walau apa yang terjadi dalam hidup ini juga merupakan pilihan kita sendiri. Tuhan punya rencana yang lebih besar dari apa yang diperkirakan oleh wanita ini. Wanita ini mungkin sudah bersiap dan mulai menerima keadaan pahit kehidupannya saat itu, tetapi ketika ia mengalami perjumpaan yang intim secara pribadi terhadap Tuhan Yesus Kristus, itu mengubah segala sesuatu tentang kehidupan wanita ini. Bukan hanya mentranformasi kehidupan wanita ini, tetapi karena wanita ini sangat berbahagia tentang Injil, ia tidak dapat menahan dirinya untuk berdiam, sehingga hal itu menggerakkan seluruh tubuh, jiwa, hati dan pikirannya untuk menyiarkan kabar keselamatan ke seluruh kota yang sebenarnya dahulu ia sangat hindari untuk berjumpa dengan penduduk lain kota itu.

            Dari yang dulunya seorang wanita tuna susila berubah menjadi seorang wanita penginjil yang memenangkan banyak jiwa, tidak tanggung-tanggung bahkan satu kota dimenangkan dari seorang wanita tunasusila. Sebegitu pentinglah bagaimana kita juga bisa dipakai oleh Tuhan untuk menjadi seorang konselor bagi orang lain yang membutuhkan. Banyak orang diluar sana yang membutuhkan pertolongan dan uluran tangan dari orang orang yang mau menerima mereka dengan kondisi mereka yang sebenarnya seperti Tuhan Yesus menerima Wanita tersebut apa adanya, namun tidak membiarkan dia apa adanya seterusnya. Mari kita gunakan Yesus Kristus sebagaia teladan untuk memenangkan banyak jiwa, dan dari orang-orang yang kita tolong akan lebih banyak jiwa yang dimenangkan lagi bagi kemuliaan Tuhan Yesus Kristus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline