Lihat ke Halaman Asli

"Tidurlah dan Jemput Matahari!"

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menatap awan dan menantikan mega duduk di pangkuannya. Yang sempat hilang, perlahan pergi, dan berganti.

Sementara hujan menciptakan cerita baru, bersama untaian kata dan frase. Dan semerbak angin dibiarkannya membawa cerita-cerita lalu.

Dalam dinding jasadku, biar kutanam rangkaian rindu-rinduku. Sampailah dalam pejamku, aku mengingatmu, di sini, di hati ini. Tiada tersisa.

Tidurlah, nak! Rembulan pun tak lagi bersinar. Biar esok kau temui saja mentari, bila perlu kau jemput saja ia!

............................

31 Januari 2014

Ummie S. Wahiuney

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline