Lihat ke Halaman Asli

"Kehadiran Rindu yang Tersalahkan"

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Temaramlah wajah matahari, yang dulu itu kunanti.
Nafasku bertajug rindu yang terkapar
menanti titipan kabar meski tersampaikan bulan.

Bermekarlah bunga-bunga yang kutanam
Semerbak aroma jiwa yang tertahan
Menggembang menitip riang

Gemuruh pengantar candu, menggenang perlahan meluap
seketika kepatuhan mempertanyakan sepi
"Terpujikah segala pengharapan yang terpuja?"
Seraya malam menangis ragu karnanya.

Atas kutukan, jelmaan pangeran kini tak membisu lagi,
Menyambut deras butiran embun yang lama tertahan.

"Akukah penyebabnya, Gus?" tanya katak pada Gusti.

17 Oktober 2012

-----------
Ummie S. Wahiuney

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline