Lihat ke Halaman Asli

"Aku Dinikahi Matahari"

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku dinikahi matahari Seperti bunga yang menghadapmu Dan mengatakan, aku menyukaimu Tapi, aku malu padamu Aku dinikahi matahari Seperti matahari setia menyertai siang Tapi, aku sempat merindukan hujan Dan menjadikannya sebuah kerinduan Aku dinikahi matahari Seperti langit disertai awan hitam Aku berkata, aku mmencintaimu meski aku pernah ragu Aku dinikahi matahari Seperti pekaat dinikmati malam Seperti bulan meyertai bumi Seperti Angin dan awan... Aku dinikahi matahari Namun, aku masih merindukan hujan Aku seperti dipusingkan dengan air atau api hingga kutemukan jawabnya Aku dinikahi matahari Biar hujan menjadi maduku Karena aku hidup denganmu, dan aku mati tanpamu, tanpamu... Tapi, dimana 'maduku'? --------------------- Ta65laya, 12 September 2012 Ummie S. Wahiuney

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline