Lihat ke Halaman Asli

Parade Patah Hati

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Parade Patah Hati :

Minggu ini adalah parade patah hati bagi orang-orang di sekelilingku, sahabat-sahabatku. Patah hati yang mengguncangkan jiwa hingga tersayat-sayat luka. Patah hati yang mereka sikapi dengan nuansa berbeda, sesuai kebijakan hati mereka. apa pun itu, luka jelas menyayat di hati. Baik saat menemukan kepastian atau ketidakpastian tentang rasa.

--Cerita pertama: Senin, 19  Maret 2012 (Siang)—Sahabat L 1

Seorang pria merintih perih mengadu padaku. Bercerita betapa kecewanya dia menjadi sasaran pelarian. Padahal si gadis telah dicinta selama lima tahun kebersamaan. Hubungan  mereka telah akrab. Beberapa kali pula telah jalan berdua, atau hanya sekedar dia bertandang ke rumahnya. Chating, karena beda kota. Sms pun dilakoni demi memenangkan hatinya. Kemudian, si gadis dengan semena-mena berkata,

“Andai aku mencintaimu, segalanya akan menjadi lebih mudah bagiku...”

Tanpa sadar, kata-katanya adalah racun yang menggores luka. Luka yang semakin menanah tanpa tertawar lagi. Namun, si pria tak goyah. Aku terus mendorongnya, agar dia terus berusaha. Tapi mungkin doronganku baginya terlalu kuat, sehingga dia jatuh dan luka begitu dalam. Kemudian dia marah padaku, saat ini… karena ternyata si gadis meninggalkannya saat gadis jatuh cinta lagi. Kini dia memeluk perih menumpahkan kekesalan padaku, mengatakan bahwa dia salah memilih orang untuk memberi saran. Aku terluka, lalu dia meminta maaf. Katanya. “setidaknya ada seseorang yang menemai dan memelukmu saat luka…”

--Cerita  ke dua: Senin, 19 Maret 2012(Malam)—Sahabat P1

Kebersamaan empat tahun. Cerita-cerita empat tahun. Suka, duka, tawa, canda. Bertemu. Kemudian berpisah. Bersenang-senang, tersanjung, kemudian patah hati lagi. Bersemangat lagi. Patah. Kemudian dia ingin berbelok. Mencintai pria lain. Tak mampu. Para pria itu terlalu tinggi menurutnya. Mereka tak bisa menerimanya. Atau dia yang tak bisa menerima mereka ? ...sebab hati yang hanya satu itu telah penuh terisi oleh sosoknya. Seorang sahabat yang hampir selalu tak terpisahkan darinya. Maka dari bibirnya selalu terlintas doa bagi si pria. Pria datang. Pria pergi. Kata si pria, dia adalah salah satu pilihan hatinya nanti, di masa depan. Tapi bukan saat ini. Sekarang si pria ingin bersenang hati. Bermain-main dengan hati. Bukan hatinya, karena hari ini (22/3) si pria berkata, telah menemukan hati lain untuk diraihnya. Bukan hatinya, maka kini pun dia menangis pilu. Katanya, dia akan move on. Pergi dari persimpangan itu. Ah…Apakah jawaban dari Tuhan memang begini ? Karena Tuhan Maha pembolak-balik hati ? Terngiang kata-kata di malam itu, “Kamu beruntung, setidaknya kamu berani memilih untuk menuntaskan hatimu. Bila memang tak dapat dilanjutkan, maka kau kau bisa berbalik arah karena cinta itu belum dalam. Sayangnya aku terlambat menyadari itu…”

--Cerita ke tiga: Kamis, 22 Maret 2012(Rembang Petang) – Sahabat L2

“Dia jarang balas smsku… Aku jadi galau…” katanya. Entah kenapa aku malah menertawakan kegalauannya. Dia ikut tertawa. Kemudian dia makan cokelat yang dibawanya. Tanpa sungkan, aku comot cokelat miliknya. Katanya, “Cokelat adalah teman paling tepat untuk menghilangkan rasa galau.” Katanya sambil menggigit cokelat kesukaanya. Kami tertawa lagi. Dia menyodorkan blog miliknya yang katanya berisi puisi kegalauannya. Kubaca. Aku tertawa, menggodanya. Dia ikut tertawa. Kami ngobrol ngalor ngidul. Tanpa rencana, aku bercerita tentang gadis yang dia cinta. Dia ambil cokelatnya lagi. Menggigitnya dan bilang, “ Ah kamu… ngingetin aku lagi tentang dia, ngegalau lagi de…hehehehe..” Aku menanggapinya dengan berkata bahwa akan berusaha memberi semangat padanya. Bukti nyataku, aku sms si gadis pujaan. Katanya, “hahaha...kamu emnag sahabat yang baik...”. Sayang, si gadis nampaknya telah tidur. Mungkin smsku terlalu larut bagi si gadis. Lagi-lagi dia makan cokelat itu.

Tak berapa lama, sahabatku yang lain datang.

--Cerita ke empat: Kamis 22 Maret 2012( 2 jam yang lalu) –Sahabat P2

“Hyaaaa...aku galau...” katanya sambil memelukku. Sahabatku, L2, menyodorkan cokelat padanya. “Nih buat temen galau...”. P2 mengambil cokelat itu dan menggigitnya. Dia kemudian bercerita padaku tentang jalan-jalannya barusan. Bagaimana sebuah “bizzare love triangel” baru terjadi. Dia jalan dengan seorang pria yang dia anggap angin. Dia sendiri mengonotasikan dirinya dengan ilalang. Sementara sahabat si pria, yang juga dicintai pria itu adalah burung pipit. Dan…hari ini mereka bertiga jalan bersama, makan bersama, dalam suasana yang..aku tak tahu mesti bagaimana menggambarkannya. Ada kecewa, pasti. Sebab sahabatku terlihat hamper menangis. Tapi dia selalu berkata, bahwa dia akan melepas si pria. Dia berusaha move on dan mengikhlaskan si pria untuk pergi. Kata-kata yang seperti jimat baginya. Aku lagi-lagi hanya tersenyum. Kemudian katanya, “Aku beruntung memilikimu di sisiku. Itu yang penting…” aku tersenyum.

aku kemudian merenungi tentang kesakitan itu. aku pun pernah merasakannya, bahkan mungkin semua orang pernah merasakannya. ada yang lalu menangis kemudian hancur. ada pula yang kemudian berdiri dan meyakinkan diri bahwa semua baik-baik saja. meski mereka butuh menangis sejenak.

aku sendiri berkali-kali menangis, sebelum akhirnya beranjak pergi. berdiri dan kemudian berusaha meraih apa yang kiranya bisa ku raih. namun, untuk beranjak pun kadang butuh waktu yang tak sebentar. apalagi bila itu menyangkut cinta yang telah lama bercokol di dada. susah melepasnya. susah mengikhlaskannya. sulit pula berbaikan dengan diri sendiri. sebab kadang kita menyalahkan diri dengan berbagai kemungkinan. andai dulu aku begini, andai dulu begitu.

dulu aku begitu. tapi toh itu masa lalu. aku telah dapat berdamai kini. sebab yang aku tahu pasti sekarang, kerap kali Tuhan memberi yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. begitu pula dalam cinta. seingin apa pun, bila dia bukan orang yang kita butuhkan, maka Tuhan (mungkin) tak mengizinkan kita bersamanya.

*For All my bestfriends..: Love u all, God will guide u to find someone u need...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline