Lihat ke Halaman Asli

Almira Mutiara

Mira/Tiara

Mengintip Isi Buku "Cahaya di Langit Jakarta - Aksi Bela Islam"

Diperbarui: 6 Februari 2019   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bukalapak.com

Masih membekas diingatan kita tentang Aksi Bela Islam yang berlangsung kurang lebih 2 tahun yang lalu (411 dan 212). Banyak cerita menarik di balik momen tersebut. Sebagian besar menceritakan bagaimana keajaiban-keajaiban dari Allah terjadi. Serta solidnya dan kokohnya persatuan antarumat Islam yang datang dari berbagai penjuru untuk satu tujuan, yakni membela Islam. Saking banyaknya cerita-cerita yang dialami para peserta aksi, bahkan diantaranya adalah public figure yang kita sudah tidak asing lagi, semua terangkum dalam sebuah buku suntingan Pipiet Senja. Buku itu berjudul "Cahaya di Langit Jakarta - Aksi Bela Islam".

Sekedar tambahan informasi, mengutip dari http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Pipiet_Senja, beliau adalah seorang penulis ternama dan sudah menelurkan banyak karyanya. Diantaranya : Lukisan Rembulan (2003), Menggapai Kasih-Mu (2002), Namaku May Sarah (2001), Tembang Lara (2003), Rembulan Sepasi (2002), Merah Jenin: Kado Cinta untuk Palestina (2002) Meretas Ungu (2005), dan Langit Jingga Hatiku (2007). Beliau adalah salah satu peserta Aksi Bela Islam saat itu dan membagikan kisahnya dalam buku tersebut, menjadi salah satu bagian dari pejuang yang ikut berjihad membela kitab suci Al-Qur'an. Banyak tokoh lain juga yang memiliki cerita menakjubkan selama mengikuti aksi bela islam, seperti Habib M. Rizieq Shihab, Ust. Arifin Ilham, Ust. Felix Siauw, Ratna Sarumpaet, dan masih banyak lagi. Selain itu, banyak juga non public figure yang turut serta membagikan pengalaman mereka di beberapa lembar kertas dalam buku tersebut.

Secara garis besar, kumpulan Bab dalam buku ini menceritakan bagaimana dahsyatnya persatuan dan kesatuan umat islam diseluruh Indonesia yang hatinya tergerak untuk menegakkan kebenaran dan membela kitab suci Al-Qur'an , yang salah satu ayatnya (Al-Maidah : 51) dilecehkan oleh PLT Gubernur BTP alias Basuki Tjahaja Purnama pada saat itu. Tak pandang bulu dari kalangan manapun, dari kota manapun, dari status manapun, semua berkumpul dalam satu tujuan yang sama. Jarak sejauh apapun mereka tempuh menuju Jakarta (bagi yang berdomisili di luar Jakarta). Bahkan ada yang rela berjalan kaki dari Ciamis menuju Jakarta, mencari tiket pesawat maupun kereta menuju Jakarta, dan bolos kerja demi untuk memperjuangkan apa yang sudah dinistakan oleh satu orang.

Semua peluh tercucur, airmata menetes, dan juga cinta kasih tercipta diantara para peserta aksi bela islam. Aksi yang begitu damai, terasa indah dan khidmat, tanpa adanya kericuhan dan anarkisme sekalipun. Islam merupakan agama yang penuh cinta dan damai, jadi bagi mereka yang belum paham bagaimana tentang aksi ini, akan berfikir aksi tersebut akan berujung ricuh dan chaos seperti kerusuhan tahun 1998 di Trisakti. Inilah mereka para muslimin. Mereka membuktikannya.

Selain itu, banyak keajaiban tak terduga yang dialami peserta aksi. Mulai dari makanan dan minuman yang melimpah disaat lapar dan haus, bantuan lain yang secara cuma-cuma ditawarkan dengan penuh keikhlasan bahkan banyak dari mereka berlomba-lomba menawarkan demi memberi dukungan kepada seluruh peserta aksi, semua ikhlas lillahi ta'ala untuk membela agama ini. Serta hujan yang turun membasuh tanah lapang Jakarta yang tak ingin membiarkan kita kepanasan, namun bernaung dalam kesejukan tiap tetes airnya. Dan berkah di balik hujan yang merupakan waktu mustajab untuk berdoa kepada Allah, untuk kedamaian dan ketenteraman negara ini dan memohon untuk diberi kemudahan dalam proses hukum Ahok.

Saya dibuat kagum oleh kisah para peserta aksi ini. Sungguh mengisnpirasi dan mengetuk pintu hati siapapun yang membacanya. Serta membuka pikiran kita akan begitu berharga dan sucinya agama kita sehingga kita sebagai khalifah di bumi harus senantiasa menjaga kedamaian dan kesucian agama Islam. Dan yang lebih menakjubkannya lagi, walaupun tiada mengenal satu sama lain antar peserta aksi, mereka saling membantu dan menyapa, begitu eratnya ukhuwah islamiyah diantara mereka tanpa memandang status atau keadaan apapun, semua sama-sama datang untuk berjuang dan berjihad. Begitulah kuatnya persaudaraan yang sevisi di jalan Allah.

Dengan berbagai macam keunikan cerita serta serba serbinya, selanjutnya bisa kalian baca sendiri dengan membelinya di toko online maupun toko buku terdekat. Nikmati setiap langkah mereka memperjuangkan kesucian agama Islam, dan biarkan bibir kalian menjamah setiap tulisannya. Haru pasti kalian rasa, dan memberikan pelajaran sangat berharga untuk kedepannya. Masyaallah ya.

Selamat membaca! :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline