Hay, aku bernama mifti meilia atau biasa di panggil mifti/lia
Aku seorang muslim dan aku mengetahui kalau berpacaran itu tidak di perbolehkan oleh agamaku, namun aku tidak bisa membohongi hati kecilku,Aku menjalin hubungan dengan dia tepat pada tanggal 18 Februari 2021, kami menjalan i hubungan selayaknya anak muda yang sedang di mabuk asama di kala itu.
Kami menjalani hari demi hari dengan penuh bahagia, Bisa dibilang hubungan kami cukup aneh setiap saat/kapan saja kami bertengkar ego kita sama pikirkan kita pun sama kami bisa meredakan pertengkaran hanya dengan cara terdiam,Atau dengan cara bermain games.
Hingga pernah suatu hari kami bertengkar hebat waktu itu sempat terlontar kata dia ingin menyudahi hubungan, Seketika aku kaget waktu itu aku tidak menyangka orang yang selalu sabar dengan Sikapku tiba-tiba bisa marah, Dan dia bilang "Orang sabar juga ada batas kesabarannya" Dari kata yang dia lontarkan seketika aku tidak bisa berkata-kata aku hanya bisa terdiam, Aku tidak membalas pesan darinya hingga membuat dia panik lalu meneleponku lalu dia menenangkan ku dalam hati aku berkata "Dua di posisi yang sedang marah kog bisa menenangkan ku dan menurunkan emosinya".
Berhari-hari telah berlalu, untuk pertama kalinya aku merasa istimewa sekali karena pada saat itu tak di sangka aku di perkenalkan oleh keluarganya terutama ke pada ibunya, Hatiku senang tidak karu-karuan bingung dengan perasaanku senang, kaget mencampur jadi satu, Berjam-jam aku di rumahnya waktu menunjukkan pukul 16.30 wib dan dia mengantarkan aku pulang, Di perjalanan pulang hatiku berkata "Apakan benar kata orang-orang titik keseriusan laki-laki dalam menjalin hubungan adalah mengenalkan pacarnya ke pada orangtuanya" Entah lah yang terpenting aku sangat bahagia waktu itu.
Sebulan kemudian aku pun mengenalkan dia kepada orang tuaku, dan respon dari orang tuaku pun saat senang dia bisa main ke rumahku, Terutama nenekku beliau sangat senang dengan kehadirannya waktu itu, Berjam-jam dia di rumahku lalu diapun pamit untuk pulang.
Kita menjalani hubungan selama 1thn 6 bulan, Sebelum aku berangkat ke malang dia memutuskan untuk menjalin komitmen waktu itu karena diantar aku dan dia waktu itu kita sama-sama mendapat hidayah pada sebuah nasehat di medsos itu tentang larangan pacaran di agama islam dan itu membuat aku dan dia semakin sadar kalau pacaran memang tidak di perbolehkan.
Aku pun menyetujui keputusannya karena ini demi kebaikan kita dan orang tua kita, hari telah berlalu tepat pada tanggal 20 September 2021 aku berangkat ke kota malang untuk menempuh pendidikan dalam perjalanan hatiku selalu bertanya-tanya apa aku bisa yakin sepenuhnya kalau hubungan komitmen ini akan baik-baik saja. Aku takut jika akan kehilangan dia entah apa yang ada di pikiranku waktu itu hatiku seakan tergoncang, sesampainya aku di rumah saudaraku di kota malang aku pun bercerita dengan dia, Dan dia berhasil meyakinkan aku kembali.
kini aku sudah satu bulan lebih ada di kota malang dan benar saja hubunganku dengan dia masih baik-baik saja, meski pun aku juga tau menjalin komunikasi dengan lawan jenis itu perbuatan zina, Aku bilang ke pada dia dan katanya "Keputusannya ada di kamu"lalu dia memberi saran berkomunikasi hanya untuk menanyakan sebuah kabar saja, namun hatiku masih belum yakin sepenuhnya dan kini aku dan dia sudah benar" Menjalani sebuah hubungan yang di mana pada tujuan awal yaitu "komitmen" Dan semoga saja aku dan dia di beri hidayah agar aku dan dia tidak sama-sama tersesat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H