Pembelajaran matematika di era globalisasi ini menuntut guru untuk menjadi guru yang inovatif. Di jenjang sekolah dasar di mana siswa SD masih berada pada fase operasional kongkret maka guru hendaknya menyajikan media pembelajaran yang bersifat konkret dan nyata dalam kehidupan siswa. Salah satu materi yang bisa dibuat media kongkret adalah materi pengenalan bangun datar di kelas 1 sampai kelas 3 SD. Pada materi tersebut, siswa diajarkan pengenalan benda-benda konkret yang bentuknya bangun datar. Benda-benda konkret yang digunakan biasanya adalah benda yang ada di sekitar siswa di sekolah ataupun di rumah.
Ada satu inovasi media pembelajaran yang dirancang oleh salah satu guru SD Negeri 02 Indralaya Utara, Miftha Indasari, S.Pd yang bisa digunakan guru selain benda konkret di sekolah atau di rumah, yaitu kain songket.
"Dengan memadukan budaya lokal khas Ogan Ilir ke dalam pembelajaran matematika, guru dapat mengajarkan dua hal ini sekaligus. Siswa SD perlu diperkenalkan budaya khas Ogan Ilir ini, selain untuk melestarikan budaya juga dapat mempermudah visualisasi bangun datar di otak mereka", ujar Miftha.
Motif kain songket yang bisa kita lihat mirip bentuk bangun datar, yaitu persegi, persegi panjang, segitiga, dan lingkaran. Perpaduan dua hal ini bisa kita sebut sebagai Etnomatematika Songket (ETIKET).
"Untuk mempermudah siswa dalam mengenal ETIKET, maka saya membuat sebuah aplikasi media pembelajaran ETIKET", lanjutnya. Aplikasi ini bisa diunduh di handphone atau laptop dan digunakan oleh siswa dan guru. Pembuatan aplikasi ini cukup mudah. Berbekal aplikasi dari smartappscreator.com dan sinyal internet, guru bisa merancang media pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H