Lihat ke Halaman Asli

Miftakhun Nikmah

Mahasiswi Manajemen S1 Universitas Pamulang

Kontraksi Perekonomian Indonesia akibat Pandemi Covid-19

Diperbarui: 20 November 2021   19:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi covid 19 sebagaimana dinyatakan oleh WHO Sudah berdampak global tidak hanya menyerang China tetapi menyerang negara-negara lain, Covid-19 adalah musuh tidak terlihat, karena tidak ada yang tahu kapan virus tersebut akan berakhir, namun untuk saat ini seperti yang kita ketahui bahwa vaksin telah di jalankan oleh pemerintah sebagai salah satu upaya untuk memutus rantai penyebaran  virus covid-19 yang telah tersebar hingga ke seluruh wilayah Indonesia. 

Sebelumnya China merupakan negara yang terkena dampak paling serius dan hal tersebut sudah cukup mengkontraksi perekonomian Indonesia, sehingga setiap 1% perekonomian China turun, perekonomian Indonesia pun turun sekitar 0,2%, oleh karenanya kemungkinan besar hal ini juga akan berdampak pada kemungkinan potensi  krisis atau resesi global. 

Dampak pandemi terutama di perekonomian Indonesia adalah pertama kita melihat kemungkinan besar kelangkaan dari barang-barang kebutuhan pokok, sebagaimana yang kita ketahui bahwa China dalam hal ini sebagai penyuplai utama Impor barang bahan baku dan barang-barang kebutuhan pokok Indonesia, dan oleh karenanya kita juga pada akhirnya melihat beberapa kebutuhan kita terdampak, kelangkaan dari impor bahan baku terutama akan mengkontraksi kemampuan industri untuk berproduksi dan menciptakan nilai tambah.

Oleh karena itu kemungkinan ini akan terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga akan berdampak pula secara negatif pada perekonomian Indonesia, dari dalam sektor keuangan misalnya yang terdampak cukup signifikan dari beberapa pekan terakhir adalah dari sisi Capital Outflow.

Langkah yang bisa dilakukan pemerintah dimensinya ada di jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Pada jangka pendek tentunya bagaimana pemerintah dalam hal ini menjaga kestabilan harga, dari sisi kestabilan harga berarti kita berbicara mengenai relaksasi impor untuk kebutuhan bahan baku, kebutuhan industri, juga kebutuhan barang-barang konsumsi dan menjaga stok pangan serta kebutuhan pokok dan juga kebutuhan kebutuhan tersebut yang terkait dengan industri tetap ada dan tidak akan kehabisan.  

Sementara di jangka menengah selain kita harus mencari pasar baru selain China untuk target ekspor maupun impor, juga harus dilakukan beberapa intervensi intervensi kebijakan baik fiskal maupun moneter, dalam hal ini daya beli masyarakat tentunya akan terdampak kalau misalnya ada kondisi syok dari sisi demand atau harga meningkat, oleh karenanya  dalam hal ini pemerintah bisa mengeluarkan kartu pra kerja dan juga mengeluarkan BLT agar kelompok-kelompok yang paling rawan dalam perekonomian tidak berdampak cukup serius.

Untuk itu yang harus dilakukan oleh pelaku usaha dalam menghadapi kondisi ini adalah memanfaatkan potensi pasar, salah satunya  pasar yang sangat tergantung pada China  akan mengalihkan pasarnya ke Indonesia,  potensi ini sebenarnya bisa kita lihat ketika terjadi surplus neraca dagang yang mana kejadian ini jarang sekali terjadi,  Nah dari sini menjanjikan potensi jangka panjang yang mana Indonesia  bisa menjadi pasar alternatif .

Penulis : Miftakhun Nikmah (Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Pamulang)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline