Karakter menjadi hal penting dalam kehidupan seseorang, karena karakter menjadi salah satu
penentu kesuksesan seseorang. Oleh karena itu, karakter yang kuat dan positif perlu dibentuk
dengan baik. Pendidikan tak cukup hanya untuk membuat anak pandai, tetapi juga harus mampu
menciptakan nilai-nilai luhur atau karakter. Kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata
oleh pengetahuan dan kemampuan teknis saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan
orang lain (soft skill). Karakter masyarakat Indonesia belum sesuai dengan cita-cita bangsa.
Faktor yang menyebabkan rendahnya karakter bangsa adalah: (1) sistem pendidikan yang kurang
menekankan pembentukan karakter, tetapi lebih menekankan pengembangan intelektual, (2)
Kondisi lingkungan yang kurang mendukung pengembangan karakter yang baik. Pembentukan
karakter terutama peserta didik menjadi hal yang urgen dan mendesak untuk segera
direalisasikan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang lebih baik, yaitu masyarakat yang
dapat menghadapi tantangan regional dan global. Tantangan regional dan global yang dimaksud
adalah bagaimana generasi muda kita tidak sekedar memiliki kemampuan akademis yang
menitik beratkan pada kemampuan kognitif saja, tetapi aspek afektif dan moralitas juga
tersentuh. Di sisi lain nilai-nilai dan semangat berbangsa dan bernegara dapat menjadi inspirasi
bagi penguatan identitas pendidikan karakter bangsa dalam menghadapi krisis multidimensi.
Pendidikan sebagai totalitas usaha dan tindakan harus dijalankan melalui tiga lembaga
pendidikan yaitu, keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan keterpaduan
lembaga pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan lembaga pendidikan masyarakat dalam
menyelenggarakan pendidikan karakter. Penguatan ketiga lembaga pendidikan tersebut
menunjukkan bahwa pendidikan karakter sangat diperlukan dalam rangka mengantisipasi
persoalan-persoalan dimasa depan yang semakin kompleks.
Pembentukan Nilai-Nilai Karakter
Karakter bangsa muncul melalui karakter individu warga masyarakat dan diperoleh melalui pendidikan. Proses pendidikan karakter tidak dapat dilaksanakan secara instan,karena pendidikan karakter harus dimulai sejak pendidikan usia dini oleh lembaga pendidikan formal maupun pendidikan non formal yang terarah dan terukur. Pendidikan
karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Oleh karena itu semua komponen pendidikan harus mendapat perhatian diantaranya kurikulum, peserta didik, pendidik, lingkungan pendidikan dan sarana pendidikan. Membangun karakter peserta didik sebagai warga Negara yang baik sangat penting untuk segera dilakukan, sebab dewasa ini banyak generasi muda yang berprilaku negative seperti berkata kotor, berbohong, suka berkelahi hal ini mengindikasikan bahwa masalah karakter siswa belum banyak diberikan disekolah. Untuk meningkatkan keberhasilan belajar siswa dalam membentuk kepribadiannya dapat dilakukan melalui pendidikan dengan pendekatan penanaman nilai yang baik.
Pembentukan Nilai-Nilai Karakter Melalui Lembaga Pendidikan
Dunia pendidikan dituntut perannya untuk kembali menjernihkan arah perjalanan bangsa. Realitasnya jelas dunia pendidikan akan berada pada posisi kondisi dilematis-kontradiktif karena tuntutan modernitas sekaligus sebagai tuntutan peran penjaga nilai-nilai moral. Sementara dunia pendidikan berada dalam paradok, di satu sisi ingin menanamkan dan mengajarkan nilai-nilai moral, namun pada sisi lain justeru perilaku sebagian institusi pendidikan malah mencerminkan praktek-praktek pendidikan yang menyimpang dari nilai moral, misi dan visi utamanya. Upaya mengoptimalkan muatan-muatan karakter yang baik dan positif (baik sifat,sikap, dan perilaku budi luhur, akhlak mulia) dalam diri peserta didik melalui lembaga pendidikan menjadi pegangan kuat dan modal dasar pengembangan individu dan bangsa nantinya. Pembentukan watak dan kepribadian peserta didik melalui pendidikan karakter dimulai dari rumah, sekolah, dan masyarakat. Pembentukan karakter tidak bisa dilakukan semata-mata melalui upaya mentransfer pengetahuan meelui kegiatan pengajaran, namun juga harus melalui penanaman atau pendidikan nilai-nilai.
Secara umum, kajian-kajian tentang nilai biasanya mencakup dua bidang pokok yaitu estetika dan etika (akhlak, moral, budi pekerti). Estetika mengacu kepada hal-hal tentang apa yang dipandang manusia sebagai indah, apa yang mereka senangi. Sedangkan etika mengacu kepada hal-hal tentang dan justifikasi terhadap tingkah laku yang pantas berdasarkan standar-standar yang berlaku dalam masyarakat, baik yang bersumber dari agama, adat istiadat, nilai,norma dan sebagainya. Di sisi lain nilai-nilai dan semangat yang terkandung dalam Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika dapat menjadi inspirasi bagi penguatan identitas pendidikan karakterbangsa dalam menghadapi krisis multidimensi. Pendidikan sebagai totalitas usaha dan tindakanharus dijalankan melalui tiga lembaga pendidikan yaitu, keluarga, sekolah dan masyarakat. Olehkarena itu, diperlukan keterpaduan lembaga pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan lembaga pendidikan masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan karakter.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H