Ekstremisme agama merupakan salah satu tantangan serius yang dihadapi Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi pluralisme dan toleransi. Fenomena ini tidak hanya mengancam harmoni sosial, tetapi juga stabilitas politik, ekonomi, dan keamanan nasional. Dalam konteks Indonesia, ekstremisme agama sering kali muncul sebagai respons terhadap isu sosial, politik, dan global yang dianggap mengancam identitas keagamaan. Oleh karena itu, penting untuk memahami akar penyebab, dampak, dan langkah-langkah pencegahan ekstremisme agama.
Radikalisme dan ekstremisme merupakan persoalan kompleks yang tidak berdiri sendiri. Untuk melihat lebih teliti bagaimana pendidikan agama berkontribusi dalam 8 latar pendidikan dan agensi individual membentuk individu yang terpapar radikalisme penelitian ini menggunakan metode kualitatif wawancara kehidupan mereka. Persoalan-persoalan struktural seperti kemiskinan, pengangguran, dan keterbelakangan turt mendorong seseorang untuk mencari jalan resistensi yang mewadahi aspirasi mereka. Dalam konteks matinya kritisisme kelompok kiri, radikalisme dan ekstremisme menjadi alternatif ideologi resistensi bagi mereka . ideologi yang umumnya berperan sentral dalam proses anggota gerakan radikal di anggap hanya menguatkan framing yang dibangun diatas kekecewaan terhadap kondisi sosial, politik, dan ekonomi.
Penyebab Ekstremisme Agama
1. Pemahaman Agama yang Sempit
Kurangnya pemahaman agama yang mendalam sering kali membuat individu atau kelompok terjebak dalam penafsiran teks agama yang literal tanpa mempertimbangkan konteks historis dan sosial.
2. Ketimpangan Sosial dan Ekonomi
Ketimpangan yang terjadi di masyarakat menciptakan rasa ketidakadilan yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok ekstremis untuk merekrut anggota baru dengan janji keadilan dan perubahan sosial.
3. Pengaruh Ideologi Transnasional
Ideologi radikal dari luar negeri, seperti Salafisme atau jihadisme, sering kali masuk melalui media sosial, internet, dan jaringan global, memengaruhi pandangan sebagian masyarakat.
4. Krisis Identitas
Sebagian masyarakat merasa terasing dalam dinamika modernisasi dan globalisasi, sehingga mencari identitas alternatif melalui gerakan-gerakan agama yang ekstrem.