Sanggar Pasir Space Art Dalam Rangka Peringatan Hari Teater Dunia - Peringatan Hari Teater Dunia awal pertama digagas oleh Institut Teater Internasional atau International Theatre Institute (ITI) untuk memperkenalkan nilai-nilai kesenian dalam seni teater dan dirayakan pertama kali pada 27 Maret 1962 bersamaan dengan pembukaan musim "Teater Bangsa" di Paris.
Sejak saat itu perayaan untuk memperingati Hari Teater Dunia diselenggarakan dengan berbagai metode dan pada tanggal 31 Maret 2021 Sanggar Pasir membuka Ruang Seni atau Space Art dalam rangka memperingati Hari Teater Dunia pada 31 Maret 2001 di Dusun Mulyosari, Desa Banyuurip, Kabupaten Gresik. Adapun tujuan dari kegiatan tersebut ialah salah satunya untuk membangun dan menghidupkan kembali kesenian dan budaya di Pesisir Utara Jawa tepatnya di Gresik dan Lamongan. Pada dasarnya Sanggar Pasir merupakan wadah kesenian bagi para seniman-seniman di Gresik dan Lamongan yang notabene merupakan wilayah pesisir pantai. Kelakar-kelakar masyarakat pesisir pantai menjadi salah satu pelecut yang menggugah seniman-seniman untuk berkreasi dan berinovasi membangun kesenian dan budaya.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Sanggar Pasir malam itu dihadiri oleh Aksara Pesisir, Teater Tawon, Teater AkeQ, Teater Cincin, Teater GEO, Teater Havara, Teater Ilat, Teater Drinding, Gobok kasih, Rumah Budaya Pantura, Teater Gerobak Dorong dan lain-lain komunitas kesenian dan pegiat kesenian di sekitar pesisir Utara Jawa
Keseluruhan kegiatan berjalan dengan baik dan lancar, Kegiatan di buka tepat pukul 20:00 WIB dengan Performance art dari Sanggar Pasir, menampilkan sebuah pertunjukan teater Kontemporer dengan judul naskah "Kola-Kola & Siluman El" yang di sutradarai oleh Zainuddin seorang pegiat kesenian di wilayah Pesisir Utara.
Kata Zainuddin, pada dasarnya Ia ingin memperkenalkan pertunjukan-pertunjukan teater Kontemporer dengan gaya surealisnya yang kebanyakan belum sering digunakan dan dikenal di tengah masyarakat sekitar. kebanyakan dari sini yang dikenal ialah teater-teater realis atau tradisi. Makanya Zainuddin ingin memperkenalkan suatu pertunjukan baru di sini, tegas beliau.
Dan memang, naskah "Kola-Kola & Siluman El" lebih banyak menampilkan simbol-simbol dengan sedikit dialog aktor. Hal ini menunjukkan karakter surealis dalam pertunjukannya yang cukup kuat. Permainan payung yang menyimbolkan ruang dimensi emosional Kola-Kola dengan Siluman El dan beberapa olahan tubuh dari aktor cukup membuat penonton berdegup kencang.
Setelah pertunjukan Opening selesai kemudian acara dilanjut dengan pembukaan secara resmi oleh MC lalu semua pengunjung dengan khidmat menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai rasa nasionalisme dan rasa bakti kepada Bangsa dan Negara. Kemudian acara dilanjut dengan sambutan oleh ketua pelaksana yakni Rafi.
Ketua pelaksana menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman semua yang menyempatkan waktunya datang jauh-jauh demi sebuah pertunjukan kesenian dan solidaritas seorang seniman.
Pertunjukan kemudian dilanjut dengan pementasan monolog "Tentang-Mu" yang dimainkan oleh Pandu Setiawan. "Tentang-Mu" menceritakan seseorang yang cintanya tak direstui, karena Harta. Pesan yang ingin disampaikan oleh Mas Pandu bahwa walaupun cinta kita terhalang oleh harta tetapi kita juga harus mampu membuktikan karena cinta sejati tak pernah berkhianat. Mas Pandu juga menambahkan bahwa dalam pertunjukannya ia ingin memberikan suntikan motivasi bahwa jika sudah cinta maka berusahalah. Buktikan cinta itu dan tunjukan bahwa kamu mencintainya.
Penonton sangat menikmati pertunjukan yang dibawakan oleh Mas Pandu, Lalu lanjut pertunjukan selanjutnya diisi oleh Teater Cincin dengan support beberapa puisi yang dibawakannya. Disela-sela acara juga ada sumbangsih puisi dari Aksara Pesisir dan juga penampilan musik dari Teater AkeQ.
Pertunjukan puncak pun tiba ketika Deni Jazuli atau Mas Deni sapaan akrabnya menampilkan sebuah naskah yang berjudul "Suwung". Mas Deni merupakan mantan Lurah atau ketua umum Sanggar Pasir yang sekarang ini aktif di Teater Gerobak Dorong.