Lihat ke Halaman Asli

Miftakhul Shodikin

Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Pak Kurir Kirim Paket....

Diperbarui: 13 November 2020   14:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di bawah langit biru dengan awan putih menggumpal, daun dan bunga bermekaran... bermesra dengan terik matahari,

Pergi kesana kemari membawa segembok paket, dari rumah ke rumah, mengetuk pintu dan melihat peta di gawai canggih yang akan menuntun arah. Peta kertas tak lagi berguna, buku atlas berisi gambar dunia tak lagi di pakai. Kini alat canggih itu merubah peradaban dunia. Paket telah sampai dan kini Pak.kurir tinggal klik apa itu yang ada di gawai. Pekerjaan selesai dan kini meneruskan mengantar paket-paket yang lain, pekerjaan antar mengantar mungkin sebagian orang akan merasa bosan, namun bagi seorang berjiwa sosial tinggi apalagi di tengah pandemi macam ini. 

Kedatangan pak.kurir bagaikan kedatangan bidadari cantik dari surga, sangat di nanti-nanti bagi seorang bujang. Sangat dinanti. Di bawah terik matahari dengan motor supra Pak.kurir kembali melesat menuju rumah ke rumah. Kecepatan tak terkira menembus padat jalanan kota sampai desa, dengan arahan komponen alat yang canggih di gawai itu kadang tepat kadang juga malah tersesat. Teknologi memang suka begitu, tergantung siapa dan untuk apa ia di gunakanan, kadang juga error alih-alih paket data habis ternyata memang tidak ada signal. Lantas kalau sudah begitu, Pak.kurir harus menghentikan laju supra dan bertanya ke orang-orang atau tetangga atau biar tak lama langsung ke RW setempat.

110 paket telah selesai diantar Pak.kurir hari ini. Di mulai dari jam 07.00 sampai jam 14.00 lebih 5 menit Pak.Kurir sudah check out di kantornya pertanda ia sudah selesai mengantar semua paket. Si bos tinggal melihat apa betul itu. Dalam komputer si bos melihat puluhan centang-centang, checklist-checklist dan betul apa  yang di katanya. Pak.kurir memang jujur,baik,bijak dan suka menabung. Umurnya belum tua, di masih sedikit muda. Pak.kurir memiliki cita-cita sebagai sales tapi tak pernah tercapai karena sales minimal S1. Pendidikan mennghambat cita-cita Pak.Kurir. tapi tak lebih penting dari cita-cita kini ia hebat dengan pekerjaannya. Kurir!

Di sela-sela pencarian alamat rumah, Pak.kurir menghentikan sepeda supranya. Meminggirkannya di bahu jalan. Turun dan berjalan ke tengah jalan. Kala itu jalan cukup rame, namun pak.kurir tetap nekat untuk ke tengah jalan. Di ujung jalan ada seekor anak kucing. Pak.kurir bergegas mengambil anak kucing yang kebingungan di ujung jalan itu. Mau maju ada mobil, mundur lagi. Maju lagi ada sepeda, takut, mundur lagi. Lagi-lagi dan lagi tak ada yang peduli hingga datang seorang pahlawan penyelamat binatang. Pak.kurir dengan gagah berani menerobos dan menghalangi laju mobil dan motor untuk menyelamatkan anak kucing yang kebingungan. Pak.kurir mengambil dan menggendong anak kucing berwarna putih dan kuning itu. Membawanya ke ujung jalan dan meletakkannya di dekat semar yang tumbuh banyak bunga. Namun, saat kaki kucing menyentuh tanah dan genggaman pak.kurir sedikit dilepas. Si anak kucing malah lari meliuk-liuk melewati kolong mobil dan sepeda di seberang jalan, anaak kucing kini kembali di posisi semula. Ujung sebrang jalan sana. Sungguh sebuah kegiatan sia-sia.

Aksi penyelamatan heroik yang berujung nestapa. Bunyi liu-liu dari motor putih biru dengan pengendara berseragam dan helm yang necis membawa pistol di kiri kanan pinggang, bersarung tangan hitam, berkacamata hitam dan sepatu besar yang gagah nampak dari kejauhan dan itu artinya kesialanpun datang menghampiri pak.kurir. polisi datang menilang. Pak.kurir melanggar etika berlalu lintas, melanggar papan petunjuk yang telah di sahkan undang-undang merupakan suatu pelanggaran yang harus di berantas dengan keras. Ajang pencarian pelanggar lalu lintas memang semarak di kalangan penegak keadilan dari pada ajang pencarian tikus-tikus di lumbung padi sana itu.  Warga sendiri di peras dengan dalih uang damai. Jangankan itu bahkan seorang warga asing di Bali kena sasaran oknum itu sampai-sampai 1juta rupiah banyaknya. Suatu pandangan di  Negeri ini ketika pak.kurir itu pun dengan pasrah menyerahkan uang damai.

Pak.kurir memang salah melanggar papan bertuliskan STOP yang di coret itu tapi ini bisa di proses di persidangan dan juga belum tentu sampai mengeluarkan banyak biaya. Aksi palak jalanan yang dilakukan oknum itu menggambarkan betapa hebat dan adidayanya hukum di negeri ini. Dengan ancaman akan menyita STNK dan membawa paksa sepeda motor beserta paket-paket nya akan di bongkar satu-satu mungkin bisa saja ada ganja. Tentu, pak.kurir takut sekali dan lebih memilih dengan uang damai. Belum lagi proses persidangan yang tampak dingin dan mencekam. Yang tentu begitu asing bagi pak.kurir. stigma ini sangat umum di kalangan masyarakat desa. Sebuah gambaran mengenai persidangan yang kaku dan tegang. Mencekam membuat siapa saja akan lari keluar karena ketakutan, belum lagi proses yang rumit, bertele-tele membuat pak.kurir memilih damai di jalan begitu saja. Sifat dasar orang desa yang tak mau ribet itulah yang di manfaatkan oknum agar persoalan cepat selesai yah dengan uang damai, begitulah kiranya. Pak.kurir Menyerahkan sebagian uang darai jerih payahnya bekerja di bawah terik matahari pagi sampai sore itu.

Dengan sedikit deg-deg'an dada, Pak.Kurir melajukan supra itu menuju jalan-jlan yang diarahkan gawainya. Bedanya kini pak.kurir tidak begitu cepat dan lebih memilih pelan saja, takut dengan garangnya oknum tadi membuat gemetar dan keringan dingin di mana-mana, pikiran terbang melayangan tak fokus hampir menyerempet ibu-ibu belok kiri sen kanan di pertigaan pasar. Nyaris saja juga ada kucing sialan melompat ke helm pak.kurir dan menghalangi pandangan jalan. Pikiran kacau, uang 300 ribu rupiah lenyap begitu saja dalam waktu tak kurang lebih dari 5 menit itu. Uang yang untuk berobat istri tercinta kena penyakit panu kini si istri harus bersabar dan meunggu beberapa hari lagi untuk bisa membeli selep ajaib dari story WhatsApp temannya itu.

Pengaruh gawai tak ada main memang. Dari belanja sampai vidio aniaya ada di dalamnya. Tinggal bijak-bijak saja si pengguna memakainya. Seperti pak.kurir kita ini, seorang penyelamat binatang, super hero pahlawan di tengah pandemi corona, mengantar berbagai macam paket dari pintu ke pintu rumah. dari paket yang kecil sampai super besar. Dari makanan sampai pakaian. Semua di antar pak.kurir dengan bantuan gawai petunjuk arah. Namun sial tidak selamanya seorang pahlawan bernasib baik dan Tak semua orang baik dicap pahlawan. Lebih-lebih oknum itu tadi, bagaimana bisa seorang penegak keadilan berlaku sedemikian dengan pak.kurir yang baik hati pengantar berbagai macam barang di saat situasi tidak memungkinkan untuk orang-orang keluar rumah berbelanja. Kurir solusinya.

Hidup mungkin sekali, tapi bagaimana kita bisa memaknai hidup itu mungkin berjua-juta kali. Akan indah apabila kita saling menghargai, hargai profesi yang mungkin sangat rendah di mata. Yang mungkin tidak sempat terlintas KAU akan jadi dia. Bahkan mungkin profesi yang kau dampa penuh kebusukan semata. Penuh intrik dan kebohongan. Yang kau lihat baik belum tentu baik. Dan yang buruk belum tentu juga buruk. Matamu penuh kepalsuan. Dan... "kebenaran bukan ada di dalam dirimu, kebenaran sejati ada di tuhan sang pencipta" (Sujiwo Tedjo)Pak.Kurir Kirim Paket

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline