Lihat ke Halaman Asli

Miftahur Rizqi

Mahasiswa Perbandingan Mazhab, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

Dunia Kampus sebagai Miniatur Politik Bernegera

Diperbarui: 17 Agustus 2024   18:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Dunia Kampus memiliki berbagai macam komunitas, seperti mahasiswa, dosen, staf administrasi, dan masyarakat sekitar. Setiap komunitas memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda dalam menjaga tata kelola kampus, sebagaimana warga negara yang memiliki hak dan kewajiban berbeda dalam menjaga tata kelola negara.

Sama halnya dengan Trias Politika sebuah konsep politik mengenai pembagian kekuasaan di dalam suatu negara yang pertama kali dikemukakan oleh John Locke dan dikembangkan oleh
Montesquieu. John Locke membagi kekuasaan negara menjadi tiga bagian, yaitu kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan federatif.

Di kampus juga memiliki struktur organisasi yang konkret, seperti Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS), Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (DEMA F), dan Senat Mahaiswa Fakultas (SEMA F), serta Dewan Eksekutif Mahasiswa Univertisas (DEMA U).

Struktur ini mirip dengan struktur pemerintahan di negara, seperti parlemen, kabinet, dan lembaga-lembaga pemerintah yang lain.

Melihat organisasi intrakampus di Universitas Islam Negeri, Jakarta. Pada kekuasaan eksekutif dipegang oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa Univertas maupun Fakultas (DEMA U dan DEMA F), serta Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS), kekuasaan legislatif terdapat Senat Mahasiswa Universitas maupun Fakultas (SEMA U dan SEMA F). Lembaga-lembaga tersebut memiliki kedudukan yang berbeda secara hierarki.

Secara garis besar, kampus-kampus seluruh di Indonesia memiliki organisasi kemahasiswaan yang hampir sama, terdapat lembaga eksekutif, legislatif, tetapi masih jarang kampus-kampus di Indonesia yang memiliki lembaga yudikatif, contohnya yang terdapat lembaga yudikatif seperti Universitas Indnesia.

Dalam kampus terdapat pemilihan umum atau biasa dikenal dengan istilah Pemilihan Umum Raya, disebut dengan Pemira, Pemilihan Umum Raya ini sebuah mekasnisme demokrasi kampus yang bertujuan untuk memilih Presiden dan Wakli Presiden DEMA, anggota SEMA, Ketua dan Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi.

Sebelum adanya Pemilihan Umum Raya, dibentuk tim atau penyelenggara pemilihan biasanya di Universitas Islam Negeri, Jakarta disebut dengan Komisi Pemilihan Mahasiswa (KPM), serta Badan Pengawas Pemilihan Mahasiswa (BPPM).

Dinamika politik kampus hampir sama dengan yang terjadi pada politik negara atau nasional, mereka membentuk kubu atau koalisi dan saling "sikut-menyikut" demi mendapatkan suara untuk meraih kekuasaan. Dinamika yang terjadi dalam kontestasi pesta demokrasi mewarnai perpolitikan yang ada di kampus, seperti terjadinya pelanggaran ketika kampanye konflik antarkubu, kericuhan, adanya buzzer, black campaign, dsb.

Di Universitas Islam Negeri, Jakarta, terdapat partai mahasiswa yang mewadahi serta memfasilitasi mahasiswa yang ingin maju dalam kontestasi tersebut, dalam partai mahasiswa juga terdapat idealogi serta visi dan misi partai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline