Terlihat sekeliling masih begitu hampa
Balutan keramaian tak mengubah sunyi
Raga seakan ingin terus berlari dari suramnya kenyataan
Bebas dari kesempurnaan yang pemicu ketidakteraturan
Teriakan gemuru amarah begitu memekakkan telinga
Nurani tak bergetar menyadari luka yang tak terurai
Sesak syukur mulai merintih riuh
Menyadari gemerlap dosa yang membuai
Batin kian mengungkapkan rasa lelahnya
Menuntut rasa kecewa menjadi semanis gula
Lalu,apa yang dapat dilakukan ?
Ketika amarah,kecewa dan lelah mengikat keras
Lupa……
Biarkan sang lupa menghapus deraian air mata
Menetralkan naluri untuk berdamai dengan raga
Menciptakan semu sesaat bagi kerasnya kehidupan
Hingga imajinasi menghibur duka
Banda Aceh,16 November 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H