Lihat ke Halaman Asli

Miftahul Naimah

Universitas airlangga

Peran Proteksi Radiasi Sebagai Kunci Keselamatan di Fasilitas Kesehatan

Diperbarui: 10 Juni 2024   05:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Oleh : Miftahul Naimah (Mahasiswa D4-Teknologi Radiologi Pencitraan, Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga

Dosen Pengampu : Ayub Manggala Putra, S. Tr. Kes., M. Sc.

Proteksi radiasi merupakan aspek penting dalam keselamatan di fasilitas kesehatan, terutama yang menggunakan teknologi radiasi untuk diagnosis dan terapi. Radiasi ionisasi memiliki kemampuan untuk mendeteksi penyakit dengan akurasi tinggi dan mengobati berbagai kondisi medis. Namun, penggunaan radiasi yang tidak terkendali dapat menyebabkan dampak negatif terhadap kesehatan pasien, tenaga medis, dan lingkungan sekitarnya.[1]. 

Proteksi radiasi merujuk pada tindakan dan kebijakan yang diterapkan untuk melindungi manusia dari efek berbahaya radiasi ionisasi. Prinsip dasar proteksi radiasi meliputi waktu, jarak, dan perisai (time, distance, and shielding). Prinsip ini bertujuan untuk meminimalkan paparan radiasi dengan mengurangi waktu terpapar, meningkatkan jarak dari sumber radiasi, dan menggunakan bahan pelindung yang sesuai.[2]

Radiasi digunakan secara luas dalam bidang kesehatan, khususnya dalam radiologi diagnostik, radioterapi, dan kedokteran nuklir. Dalam radiologi diagnostik, seperti rontgen dan CT scan, radiasi digunakan untuk memperoleh gambaran detail dari struktur internal tubuh. Radioterapi memanfaatkan radiasi untuk mengobati kanker dengan menghancurkan sel-sel kanker secara selektif. Sementara itu, kedokteran nuklir menggunakan radioisotop untuk diagnosis dan terapi berbagai penyakit.[3]

Paparan radiasi yang tidak terkendali dapat menyebabkan efek biologis yang merugikan, seperti kerusakan DNA, kanker, dan penyakit radiasi akut. Risiko ini tidak hanya mengancam pasien, tetapi juga tenaga medis yang bekerja di lingkungan beradiasi tinggi.[4] Dibawah adalah langkah-langkah proteksi radiasi yang ketat guna mengurangi risiko ini.

1. Pelatihan dan Pendidikan

Tenaga medis harus mendapatkan pelatihan dan pendidikan yang memadai tentang penggunaan alat-alat beradiasi dan protokol keselamatan radiasi. Pelatihan ini mencakup teknik-teknik untuk meminimalkan paparan radiasi dan penggunaan alat pelindung diri (APD).

2. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Alat pelindung seperti apron timah, sarung tangan, dan pelindung tiroid harus digunakan untuk melindungi tubuh dari paparan radiasi langsung. Selain itu, penggunaan dosimeter pribadi untuk memantau dosis radiasi yang diterima juga penting.

3. Pengelolaan Peralatan Beradiasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline